REPUBLIKA.CO.ID,TULUNGAGUNG -- Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung (UIN SATU), Jawa Timur, memberlakukan model pembelajaran/perkuliahan tatap muka secara penuh seiring meredanya kasus COVID-19 di daerah tersebut maupun dalam skala regional dan nasional.
"Karena kondisi berangsur membaik, dan pada semester genap dijalani tidak ada kendala pada protokol kesehatan, maka semester ganjil ini kami memutuskan perkuliahan secara luring," kata Humas UIN SATU, Ulil Abshar di Tulungagung, Selasa.
Dengan pemberlakuan kuliah tatap muka 100 persen ini, UIN SATU tidak memberlakukan lagi skrining masuk ke kampus bagi mahasiswa atau dosen.
"Tidak ada, namun selalu menyesuaikan pembaharuan aturan dari pusat," katanya.
Meski demikian, lanjut Ulil, pihaknya tetap melakukan upaya pencegahan dengan mewajibkan civitas kampus setempat memakai masker dan menjaga jarak saat perkuliahan. "Penggunaan masker dipersilahkan pada warga kampus," katanya.
Ulil menjelaskan ada sekitar 28 ribu mahasiswa yang bakal mengikuti perkuliahan tatap muka.
Dari jumlah itu, ada sekitar 200 mahasiswa asing. Dirinya menganggap perkuliahan bisa maksimal jika dilakukan secara tatap muka.
Ulil menyebut tak ada penolakan dari orang tua mahasiswa. "Jadi meski ditetapkan luring, kami tetap mengikuti peraturan yang ditetapkan pemerintah," katanya.
Peraturan dilakukan secara fleksibel, mengingat masih ada kasus aktif COVID-19 dan antisipasi penularan cacar monyet.