REPUBLIKA.CO.ID,MANADO -- Sebanyak 25 nota kesepahaman (MoU) ditandatangani di Manado, Kamis pada "Misi Dagang dan Investasi" untuk membangkitkan ekonomi Provinsi Jawa Timur dan Sulawesi Utara.
"Kita harapkan dari kegiatan ini adalah tindak lanjut dan kontinuitas dari proses resiprokal trading ini. Karena antara Pemprov Jawa Timur dengan Pemprov Sulawesi Utara ada kebutuhan-kebutuhan yang bisa saling mengisi dan saling memenuhi," harap Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa di Manado.
Di tiap daerah terutama Sulut dan Jatim, wajib melakukan proses penemu kenalan sebuah potensi yang memungkinkan untuk mensubstitusi barang impor di daerah lainnya.
"Sesungguhnya penemu kenalan di lapangan ternyata menjadikan sama-sama terinisiasi untuk melakukan sesuatu yang lebih produktif di antara kedua pihak," tutupnya
Wakil Gubernur Sulawesi Utara Steven Kandouw berterima kasih atas kehadiran seluruh rombongan dari Jatim untuk gelaran misi dagang. Manado dalam hal ini Sulawesi Utara, kata dia, merupakan rumah kedua bagi masyarakat yang ada di wilayah Indonesia Timur.
"Jadi sangat pas jika misi dagang ini digelar di Sulawesi Utara. Saya optimis bahwa potensi sustainable perdagangan di sini sangat diperlukan utamanya dari Jatim," ujarnya.
Provinsi Jatim adalah yang pertama kali menggelar misi dagang di provinsi tersebut sehingga dirinya optimis bahwa jika sinergi sudah terjalin maka keberlanjutan harus dipertahankan.
Dari survei ke bupati-bupati yang ada di daerah kepulauan, sebesar 70 persen consumer goods berasal dari Surabaya langsung tanpa melewati Manado.
"Inilah yang membuat saya yakin bahwa pemilihan Sulawesi Utara sebagai lokasi misi dagang adalah hal yang sangat tepat. Terima kasih banyak Ibu Gubernur, semoga kerja sama sinergis akan terjalin dan berkesinambungan," ujarnya.
Penandatangan MoU tersebut dilakukan oleh beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD), BUMD dan organisasi pengusaha Jatim dan Provinsi Sulawesi Utara.