REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Seluruh simpang dengan lampu lalu lintas (lalin) atau Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) di Kota Yogyakarta akan dilengkapi dengan Area Traffic Control System (ATCS). Hal ini dilakukan untuk mengoptimalkan pengaturan lalin.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Yogyakarta, Aman Yuriadijaya menilai, simpang APILL dengan sistem ATCS lebih efektif dan memudahkan kontrol pengaturan lalu lintas di Kota Yogyakarta. Pasalnya, kata Aman, Kota Yogyakarta memiliki luas sekitar 32 kilometer persegi dan juga merupakan Kota Cagar Budaya.
Dengan begitu, sulit untuk mengembangkan sarana prasarana lalu lintas. Dengan keberadaan ATCS, lanjutnya, pengaturan lalu lintas akan lebih optimal. "Kita melihat efektivitas pengelolaan lalu lintas di Kota Yogyakarta lewat ATCS ini cukup efektif, sehingga kita berharap bahwa kedepan akan terus kita dorong," kata Aman.
Saat ini, terdapat 58 simpang dengan APILL di Kota Yogyakarta. Namun, baru 32 simpang diantaranya yang sudah dilengkapi dengan ATCS.
"Sampai saat ini masih ada beberapa simpang belum mampu terkuasai (ATCS), sehingga memang komitmen dari pemerintah Kota (Yogya) bagaimana kemudian semakin banyak simpang yang mampu terkuasai," ujar Aman.
Pihaknya akan melengkapi seluruh simpang APILL dengan ATCS secara bertahap sesuai dengan anggaran yang tersedia. Setidaknya, ditargetkan seluruh simpang APILL sudah dilengkapi dengan ATCS tiga tahun kedepan.
"Harapan kita itu akan mampu kita penuhi dalam waktu tiga tahun anggaran kedepan. Artinya 2023, 2024 dan 2025 mudah-mudahan sudah bisa terpenuhi," jelasnya.
Sekretaris Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta, Golkari Made Yulianto mengatakan, APILL yang terkoneksi ATCS memudahkan pemantauan dan pengaturan lalu lintas di sekitar simpang. Salah satunya memudahkan pengaturan durasi lampu APILL dari ruang ATCS yang ada di kantor Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta.
Pada simpang APILL yang belum terhubung ATCS, katanya, mengharuskan petugas datang ke lokasi untuk mengatur durasi lampu. Untuk itu, ATCS dianggap efektif untuk membantu pengaturan lalu lintas mengingat jumlah petugas yang terbatas.
"Kita bisa monitor pada 32 simpang itu dari sini untuk mengetahui kondisi lalu lintas yang ada. Misalnya dijumpai dalam satu ruas jalan antrean yang cukup panjang, maka kita bisa mengatur antrean itu agar terurai dengan dipanjangkan durasi lampu hijaunya dan lain sebagainya," kata Golkari.
Dijelaskan, anggaran pengadaan ATCS dengan kondisi lengkap yakni adanya kamera, Intelligent Transportation System (ITS), dan Variable Message Sign (VMS) sekitar Rp 400 juta. Namun, tidak semua ATCS yang dipasang dengan kondisi lengkap.
"Terkadang disiasati tidak semua lengkap, misalnya komponen yang tidak mendesak seperti VMS," ujarnya.