REPUBLIKA.CO.ID,SOLO -- Akses lalu lintas (Lalin) Jembatan Jurug B (arah Solo-Karanganyar) per 18 September mendatang dihentikan. Mengingat jembatan akan dibangun ulang dengan target rampung di 5 Agustus 2023 mendatang.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub), Taufik Muhammad mengatakan akses lalu lintas yang masih bisa dilalui hanya Jembatan Jurug C. Sebab per 18 September mendatang jalur searah dari Karanganyar-Solo dibuat menjadi dua arah. Namun, hanya kendaraan kecil mulai dari roda dua dan kendaraan roda empat, sedangkan kendaraan bermuatan berat harus melewati tol.
"Jalur alternatif bisa melalui Jembatan Mojo dan Palang Joglo selama belum dibangun. Kalau pekerjaan di dua lokasi itu sudah padat (penutupan total) alternatifnya melalui Ring Road Mojosongo atau langsung masuk Gerbang Tol Kebakkramat dan Gerbang Tol Ngemplak. Nanti di jalur-jalur alternatif itu kami lengkapi dengan Rambu Pendahulu Penunjuk Jalan (RPPJ)," kata Taufik, Kamis (8/9/2022).
Proses Pembangunan Jurug B
Pihak penggarap pembangunan Jembatan Jurug B, Amin Jarwono menjelaskan bahwa penutupan akses lalin karena telah memasuki tahap pembongkaran struktur jembatan yang lama. Ia mengatakan sebagai revitalisasi dari pemerintah pusat pihaknya sudah mensosialisasikan terkait pengalihan arus sejak Agustus lalu.
"Pembongkaran akan berlangsung selama dua bulan, mulai 18 September sampai 19 November 2022," katanya.
Amin menjelaskan bahwa pasca pembongkaran struktur lama akan memasuki tahap persiapan pembangunan jembatan baru. Secara timeline pekerjaan, ia mengatakan konstruksi jembatan baru akan disusun per 6 November 2022 hingga 1 Juli 2023. Tahapan selanjutnya adalah pembuatan oprit jembatan dan pengaspalan pada 25 Juni hingga 22 Juli 2023.
"Saat ini kita persiapan pembongkaran jembatan, 12 September nanti akan kita checklist ulang, kalau tidak ada kendala kami lanjutkan pembongkaran jembatan," katanya.
Meski demikian, Amin mengatakan bahwa tantangan terberat dalam proses pembangunan ini adalah pembangunan struktur bawah jembatan. Mengingat pengerjaan abutment yang ada di tengah jembatan dilakukan ketika musim penghujan yang berdampak pada bertambahnya debit air Sungai Bengawan.
"Pelaksanaan membersihkan eksisting sebelum pengerjaan substruktur itu digarap. Diperkirakan jembatan baru ini bertahan hingga 50 tahun kedepan," katanya.
Jembatan Jurug A Sebagai Cagar Budaya
Sementara itu, Jembatan Jurug A dipastikan akan ditutup untuk lalu lalang kendaraan. Pasalnya, konstruksinya sudah cukup tua, dan diduga statusnya sebagai cagar budaya karena mempunyai SK Kepala DTRK beberapa tahun lalu.
Hal tersebut membuat pemerintah tak mau ambil resiko untuk menggunakan jembatan tersebut sebagai jalur alternatif. Dilematisnya, Jembatan Jurug A tidak bisa langsung ditangani lantaran statusnya sebagai cagar budaya itu.
"Untuk renovasi Jembatan Jurug A harus ada rekomendasi dari kementerian kebudayaan, begitu juga dika akan dimanfaatkan untuk lalu lintas karena jembatannya sudah tidak layak karena lantainya memang sudah bolong-bolong," kata Astri Widyanita, Staf PPK 3.5 Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Tengah.