Jumat 09 Sep 2022 20:22 WIB

Kawasan Gunung Gajah Berpotensi Jadi Percontohan Desa Wisata Dirgantara

Kawasan Gunung Gajah juga memiliki infrastruktur penunjang olahraga paralayang.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Muhammad Fakhruddin
Seorang pilot Gantole asal Jawa Tengah lepas landas dari launching pad di Gunung Gajah, Desa Nogosaren, Kecamatan Getasan, kabupaten Semarang untuk melakukan fun fly bersamaan dengan acara pembukaan Telomoyo Cup IV 2022, baru- baru ini.
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Seorang pilot Gantole asal Jawa Tengah lepas landas dari launching pad di Gunung Gajah, Desa Nogosaren, Kecamatan Getasan, kabupaten Semarang untuk melakukan fun fly bersamaan dengan acara pembukaan Telomoyo Cup IV 2022, baru- baru ini.

REPUBLIKA.CO.ID,UNGARAN -- Kawasan Gunung Gajah, Desa Nogosaren, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah berpotensi menjadi desa wisata dirgantara atau desa wisata dengan kekhususan olahraga dirgantara.

Selain memiliki panorama alam yang menawan, kawasan Gunung Gajah juga memiliki infrastruktur penunjang olahraga dirgantara paralayang dan gantole yang sangat representatif, baik untuk menggelar kejuaraan maupun wisata olahraga minat khusus.

Baca Juga

Demikian halnya berbagai fasilitas untuk kegiatan luar ruang, seperti camping ground, camper van, glamping dan akomodasi lainnya berupa homestay dengan keunikan suasana pedesaa yang khas.    

Kepala Desa Nogosaren, Ahmad As’ari mengatakan, terkait potensi wisata olahraga dirgantara di kawasan Gunung Gajah ini diakui oleh Wakil Asisten Potensi Dirgantara (Waaspotdirga) KSAU, Marsekal Madya Tyas Nur Adi.

“Beliau menyampaikan, tengah mencari tempat yang potensial untuk pengembangan desa wisata dirgantara dan kawasan Gunung Gajah ini disebutkan cukup menarik dan lengkap,” ungkapsnya, di Desa Nogosaren, Jumat (9/9/2022).

Waaspotdirga KSAU, lanjut As’ari, juga menyampaikan sangat tertarik untuk menjadikan kawasan Gunung Gajah ini Sebagai proyek percontohan bagi pengembangan desa wisata dirgantara di tanah air.

Jika pengembangan potensi wisata dirgantara di Gunung Gajah dilakukan, nantinya bakal berdampingan dengan pemberdayaan dan pengembangan beragam potensi yang dimiliki Desa Nogosaren.

Baik peternakan, pertanian, UMKM serta potensi ekonomi kreatif lainnya. Bahkan nantinya juga akan diupayakan pelatihan ketrampilan membuat berbagai miniatur pesawat terbang, souvenir maupun beragam pernak- perniknya.

Harapannya akan semakin mengangkat perekonomian serta kesejahteraan warga Desa Nogosaren. “Bagi kami, ini menjadi gagasan yang sangat menarik karena kawasan Gunung Gajah ini akan menjadi pusatnya kegiatan olahraga serta wisata dirgantara,” tambahnya.

Sebelumnya –saat menghadiri pembukaan Seri II Kejurnas Paralayang-- di kawasan Gunung Gajah, Marsekal Madya Tyas Nur Adi menyampaikan sudah beberapa kali meresmikan spot olahraga dirgantara, di tanah air.

Menurutnya, kawasan Gunung Gajah merupakan salah satu tempat terbaik yang pernah didatanginya. Karena itu di Gunung Gajah ini akan dijadikan venue olahraga paralayang, salah satu cabang olahraga dirgantara.

Tak hanya potensi alamnya yang sangat mendukung, karena memiliki ketinggian 1.300 mdpl, panorama alam --perpaduan gunung, perbukitan dengan danau Rawapening—nya saja, potensi budaya warga di sekitar gunung Gajah ini juga sangat besar.

Apalagi para pemuda di sekitar Gunung Gajah juga telah dibina dan dilatih untuk menekuni olahraga paralayang. “Jika dikembangkan menjadi desa wisata dirgantara tentu akan memiliki efek domino yang sangat besar bagi perekonomian warga di Desa Nogosaren ini,” jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement