Jumat 16 Sep 2022 21:53 WIB

PLN : Beralih dari Kompor Gas ke Induksi, Warga Nikmati Efisiensi

Untuk menekan ketergantungan impor LPG yang terus membengkak setiap tahunnya.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Muhammad Fakhruddin
Komisaris PLN, Tedi Bharata saat  melihat langsung implementasi percontohan program konversi kompor LPG ke kompor induksi di Kota Surakarta, Jawa Tengah,  Kamis (15/9) kemarin
Foto: Humas PLN UID Jateng DIY
Komisaris PLN, Tedi Bharata saat melihat langsung implementasi percontohan program konversi kompor LPG ke kompor induksi di Kota Surakarta, Jawa Tengah, Kamis (15/9) kemarin

REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG -- Program percontohan konversi dari kompor LPG ke kompor induksi di wilayah Kota Surakarta, Jawa Tengah diklaim dapat berjalan sesuai dengan harapan.

Sebanyak 1.000 penerima manfaat yang masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) ini disebut mulai dapat merasakan keuntungan dari penggunaan  kompor bertenaga induksi listrik ini.

Baca Juga

Komisaris PLN, Tedi Bharata mengatakan, telah melihat langsung implementasi percontohan program konversi kompor LPG ke kompor induksi di Kota Surakarta ini, pada Kamis (15/9) kemarin.

Sejak diluncurkannya sebagai pilot project konversi kompor LPG ke kompor induksi pada Juli 2022 lalu, masyarakat Kota Surakarta semakin familiar dengan cara memasak menggunakan kompor berbasis energi listrik ini.

 

Para penerima manfaat, semakin nyaman dalam menggunakan kompor induksi guna mendukung kebutuhan sehari- hari mereka. "Penerima manfaat juga mengakui efisiensi dari program ini," jelasnya, Jumat (16/9).

Tedi juga menyampaikan, bantuan melalui program konversi ini merupakan wujud transformasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) --khususnya PLN-- dalam membantu masyarakat yang kurang mampu.

Konversi kompor LPG ke kompor induksi ini merupakan wujud kontribusi PLN dalam menjalankan program pemerintah untuk menekan ketergantungan impor LPG yang terus membengkak setiap tahunnya.

Sehingga program transisi energi ini sangat strategis dan diharapkan akan mampu memberikan dampak  kepada penghematan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

"Kami berharap para penerima manfaat yang sudah merasakan keuntungan kompor induksi dapat mensosialisasikan kelebihan kompor induksi dan menjadi influencer bagi masyarakat yang masih ragu - ragu untuk beralih dari kompor gas konvensional," tandasnya.

Salah satu penerima manfaat kompor induksi, Fitri Yuliastuti (35) mengamini --dari sisi pemakaian--  kompor induksi jauh lebih praktis karena tidak perlu memasang selang ke tabung gas berikut regulatornya.

Selain itu, Fitri juga mengungkapkan tingkat panas dapat diatur sehingga masakan lebih cepat matang. "Dan yang pasti juga lebih aman karena tidak menggunakan nyala api," tandasnya.

Penerima manfaat lainnya, Marni (29) mengaku, memanfaatkan bantuan kompor induksi untuk mendukung usaha jualan es cendol. Ia mengakui menggunakan kompor induksi jauh lebih hemat jika  dibandingkan dengan kompor konvensional.

Untuk keperluan usah kecil dan kebutuhan memasak biasanya bisa menghabiskan lima tabung gas isi 3 dengan harga harga pertabung Rp 18.000 hingga  20.000 ribu. 

Sejak menggunakan kompor induksi pengeluaran listrik hanya menghabiskan sekitar Rp 50.000 per hari atau bisa menghemat pengeluaran separuhnya.

"Padahal dalam penggunaannya juga, untuk merebus gula, mengolah bahan baku menjadi cendol dan lain- lain termasuk juga untuk memasak kebutuhan sehari- hari,” tegas Marni.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement