REPUBLIKA.CO.ID,UNGARAN -- Jumat berkah, Polres Semarang kembali membagikan paket beras kepada kelompok masyarakat terdampak kebijakan pengalihan subsidi bahan bakar minyak (BBM) di wilayah Ungaran, Kabupaten Semarang serta jajaran polsek wilayah.
Dalam penyaluran bantuan sosial (bansos) kali ini, sebanyak 9 ton beras disalurkan kepada kelompok masyarakat penerima manfaat dalam bentuk 1.800 paket.
“Khusus wilayah Ungaran, kita salurkan sebanyak 675 paket,” kata Kapolres Semarang, AKBP Yovan Fatika HA, di sela penaluran paket beras yang dilaksanakan di halaman Balai Polisi dan Masyarakat (Benteng Willem II), Ungaran, Jumat (30/9).
Dalam penyaluran bansos berupa beras kali ini, lanjut Yovan, Polres Semarang didukung oleh PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul dan penyalurannya menggandeng para jurnalis di wilayah Kabupaten Semarang.
Kapolres juga menyampaikan, selain 675 paket beras yang disalurkan di wilayah Polsek Ungaran, penyaluran bansos beras ini juga dilaksanakan Secara serentak di 15 polsek lainnya yang ada di wilayah hukum Polres Semarang.
“Polres Semarang bersama seluruh polsek jajaran hari ini memang melaksanakan kegiatan ‘Jumat berkah’ secara serentak, sesuai dengan instruksi bapak Kapolda Jawa Tengah,” jelasnya.
Kapolres juga menyampaikan, sasaran penerima bantuan paket beras ini antara lain dirver ojek online (ojol), ojek pangkalan, buruh panggul di pasar, petugas kebersihan di jalan, pemulung, dan masyarakat lainnya yang terdampak kenaikan harga BBM.
Polres Semarang akan terus berupaya membantu meringankan beban masyarakat kurang mampu, maupun warga yang terdampak kebijakan penyesuaian harga BBM, di wilayah Kabupaten Semarang.
“Kita akan membantu sampai dengan masyarakat merasa teringankan dan bisa menyesuaikan dengan kondisi sekarang ini,” tandasnya.
Terpisah, Head Human Resource-Business Partner PT Sido Muncul, Zaliel Pakke mengatakan selama ini perusahaannya ikut mendukung program Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang dalam hal ini kepolisian.
Sebelumnya bantuan sosial paket beras juga disalurkan melalui Kodim 0714/Salatiga. “Ini menjadi salah satu kewajiban kami bisa ikut membantu meringankan beban masyarakat yang terdampak kenaikan harga BBM,” tambahnya.
Salah satu penerima manfaat, Siswanto (50) mengaku, jasa ojek pangkalan cukup terdampak dengan kenaikan harga BBM. Untuk menyiasati kenaikan biaya operasional para penyedia jasa ojek pangkalan pun menaikkan tarip rata- rata Rp 2.000 untuk sekali jalan.
Misalnya jika tarif jasa ojek sebelumnya Rp 10.000 sekarang menjadi Rp 12.000 untuk mengantar pengguna jasa. “Dampaknya, pengguna ojek pangkalan pun akhir- akhir ini menurun dan otomatis penghasilan kami juga berkurang,” ungkapsnya.
Untuk itu, ia pun mengapresiasi bantuan paket beras ini sangat membantu dalam memenuhi kebutuhan harian keluarganya. “Paling tidak, untuk dua pekan ke depan saya sudah memiliki beras untuk kebutuhan rumah,” tambahnya.