Kamis 13 Oct 2022 22:15 WIB

Borobudur Marathon 2022 Tawarkan Rute Menantang bagi Pelari

Tidak semua pendaftar bisa mengikuti young talent.

Borobudur Marathon 2022 Tawarkan Rute Menantang bagi Pelari (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Anis Efizudin
Borobudur Marathon 2022 Tawarkan Rute Menantang bagi Pelari (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,MAGELANG -- Ajang lomba lari bergengsi Borobudur Marathon (Bormar) 2022 Powered by Bank Jateng yang digelar pada 12-13 November 2022 menawarkan rute menantang di alam pedesaan yang dijamin memuaskan para peserta.

Anggota tim panitia Bormar 2022, Muhammad Thorik menyebutkan Bormar melombakan tiga nomor, yaitu Elite Race nomor full marathon, young talent 10 KM pada 12 November 2022, dan Tilik Candi nomor half marathon yang digelar pada 13 November 2022.

Baca Juga

Untuk elite race yang pada 2020 dan 2021 digelar di dalam kompleks Taman Lumbini Candi Borobudur dengan sistem loop (memutar), tahun ini direncanakan digelar di luar candi, sama seperti half marathon. Sedangkan di dalam candi diperuntukkan bagi young talent 10 KM.

Thorik menjelaskan rute marathon yang diikuti para pelari elite nasional itu direncanakan sama dengan rute nomor 10 KM pada Bormar 2019. Nantinya peserta akan memutar empat kali.

Sebagai gambaran, pada Lomba 10 KM 2019, peserta menempuh rute mulai dari Taman Lumbini, Pintu VII, Jalan Badrawati, Medang Kamulan, Salaman, Syailendra, wisata Svargabumi, dan Manohara.

"Namun yang jelas, kami menawarkan rute yang menantang. Runner juga bisa menikmati alam pedesaan sesuai dengan topografi Kabupaten Magelang yang menakjubkan," kata Thorik, Kamis (13/10/2022).

Nomor half marathon diikuti 5.000 peserta, rute kurang lebih sama dengan tahun 2019 yang menawarkan pesona desa, pesawahan, dan perbukitan, sehingga selain berolahraga peserta bisa berwisata di kompleks sekitar Candi Borobudur.

Agenda young talent adalah langkah nyata Borobudur Marathon dalam mencari dan mengangkat potensi atlet junior pada rentang usia 15-18 tahun yang teridentifikasi berbakat untuk berlomba dalam kategori 10 KM.

Menurut Thorik, sasaran yang ingin dicapai adalah menemukan dan menumbuhkan benih-benih unggul atletik Indonesia, namun juga untuk menunjukan bahwa atlet-atlet muda mampu bersaing dalam ajang nasional seperti Borobudur Marathon.

Dia mengatakan, tidak semua pendaftar bisa mengikuti young talent. Panitia menerapkan seleksi untuk menentukan talenta-talenta muda yang berhak turun dalam nomor 10 KM.

Dengan demikian, mereka yang turun adalah pelari-pelari yang memiliki kesiapan teknik, fisik, dan kesehatan.

"Kami berharap muncul Agus Prayogo, Agus Prayogo baru melalui young talent. Boleh dikata ajang ini semacam trigger untuk memunculkan pelari masa depan Indonesia," kata Thorik.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement