Kamis 20 Oct 2022 21:45 WIB

Marak Kasus Gagal Ginjal Akut, Minta Pemerintah Segera Cari Solusi

Balita itu tidak bisa minum obat yang bentuknya pil.

Rep: C02/ Red: Muhammad Fakhruddin
Marak Kasus Gagal Ginjal Akut, Minta Pemerintah Segera Cari Solusi. Ilustrasi ginjal
Foto: pixabay
Marak Kasus Gagal Ginjal Akut, Minta Pemerintah Segera Cari Solusi. Ilustrasi ginjal

REPUBLIKA.CO.ID,SOLO -– Meski kasus gagal ginjal akut per Kamis (20/10/2022) belum ditemukan di Kota Solo, orang tua anak mengaku resah dan khawatir mendengar maraknya kasus gagal ginjal pada balita.

Mila (31) ibu dua anak dengan usia 4 dan 7 tahun warga asal Sidorejo, Mangkubumen, Banjarsari Kota Solo mengaku was-was mendengar kabar banyak anak balita gagal ginjal akut yang diduga akibat obat sirup. Pasalnya, awal bulan ini anaknya sempat mengalami panas dan batuk bahkan sempat meminum obat sirup.

Baca Juga

"Ya takut, was-was lah apalagi usia balita kan rentan sama penyakit gampang banget sakit lah. Entah itu panas atau batuk. Saya lihat beritanya di Tv miris, selain itu amit-amit kalau gagal ginjal akut cari donornya mungkin juga susah biayanya juga tidak murah," kata Mila, ketika dihubungi, Kamis (20/10/2022).

Melihat hal tersebut, Mila mengaku akan mengikuti peraturan pemerintah apabila ada himbauan untuk tidak memberikan obat sirup. Pasalnya, Mila berpendapat bahwa itu juga untuk kebaikan balita. 

"Ya kalau kita itu menuruti aturan aja kalau demi kebaikan ya tidak papa tapi kan memang anak saya biasa periksa dulu ke bidan setempat baru dikasih obat. Jadi saya beli obatnya itu bukan pribadi ke apotek itu tidak. Jadi konsumsi obat untuk anak saya itu dari anjuran dari petugas kesehatannya. Tapi kalau dilarang atau diberhentikan dulu ya ndak apa-apa, Insyaallah nggak sakit lagi anak saya," katanya.

Meski setuju soal pemberhentian atau bahkan pelarangan obat sirup, Mila mengaku resah dan kebingungan apabila anaknya sakit tidak bisa minum Sirup. Pasalnya, balita itu tidak bisa minum obat yang bentuknya pil.

"Jadi kepikiran nanti kalau anak saya sakit mau dikasih obat apa kalau obat sirup tidak ada. Biasanya kan sirup yang gampangnya kalau periksa ke bidan memang dikasihnya sirup sama obat bubuk racikan," terangnya.

Mila berharap agar maraknya kasus gagal ginjal tersebut agar semua cepat selesai. Ia juga berharap agar pemerintah segera menemukan jalan keluarnya atau alternatifnya. 

"Ada alternatif lain kalau anak balita sakit itu obatnya apa? misalkan anak balita sakit kan gampangnya paling simpel pakai sirup lah. Kalau sirup dilarang ya dikasih obatnya obat tablet kan nggak mungkin. ya kami sebagai orang tua minta ada alternatif lain lah. Tapi mudah-mudahan dapat terselesaikan ada jalan keluar jadi para orang tua nggak was-was. Takut juga kalau sakit sedikit larinya kemana kan bingung juga," terangnya.

Sementara itu Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Solo belum melakukan penarikan terkait obat sirop yang diduga menjadi pemicu penyakit gagal ginjal akut yang menyebabkan banyak kematian pada anak-anak. Pasalnya belum ada arahan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes). 

”Instruksi penarikannya tidak ada. Tapi lebih baik obatnya tidak dikonsumsi,” kata Kepala Dinkes Kota Solo Siti Wahyuningsih.

Namun, pihaknya tetap mengimbau masyarakat untuk tidak mengkonsumsi obat-obatan tersebut. Sebab sudah ada edaran dari Kemenkes agar tidak mengkonsumsi obat-obatan sirop ini. 

”Himbauannya tetap tidak boleh menggunakan itu. Belum dipastikan ada penarikan, hanya sebagai langkah kehati-hatian,” pungkasnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement