Rabu 26 Oct 2022 17:14 WIB

Ibu dari Anak Korban Tragedi Kanjuruhan Mengaku Trauma

Aminayu bersyukur kondisi anaknya sudah mulai membaik hingga sekarang.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Fernan Rahadi
Salah satu korban tragedi Kanjuruhan telah dinyatakan sembuh dan diizinkan kembali ke rumah dari RSUD Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang, Rabu (26/10/2022). Korban tersebut bernama Muhammad Afrizal (10 tahun) dan berdomisili di Bululawang, Kabupaten Malang.
Foto: Republika/Wilda Fizriyani
Salah satu korban tragedi Kanjuruhan telah dinyatakan sembuh dan diizinkan kembali ke rumah dari RSUD Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang, Rabu (26/10/2022). Korban tersebut bernama Muhammad Afrizal (10 tahun) dan berdomisili di Bululawang, Kabupaten Malang.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Masih teringat jelas bagaimana rasa khawatir dan takut luar biasa masyarakat saat tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober lalu. Saat itu banyak masyarakat yang mencari sanak saudaranya yang menjadi korban tragedi tersebut.

Aminayu merupakan salah satu keluarga dari korban tragedi Kanjuruhan. Pasalnya, anaknya yang berusia 10 tahun dan suaminya turut menjadi korban tragedi tersebut. Anaknya yang bernama Muhammad Afrizal harus menjalani perawatan selama 24 hari di RSUD Saiful Anwar (RSSA) Malang akibat kejadian tersebut. 

"Kalau Bapak ndak, nggak mau dirawat. Takut perawatan dokter, di rumah saja. Sekarang tinggal (sakit) mata dan kaki agak pincang," kata perempuan asal Bululawang ini kepada wartawan di Ruang Perawatan Galunggung RSSA, Kota Malang, Rabu (26/10/2022).

Saat mendengar ada peristiwa berdarah di Stadion Kanjuruhan, Aminayu masih teringat jelas bagaimana dia mencari anaknya ke seluruh RS dekat stadion dan wilayah Gondanglegi. Dia sampai bolak-balik sebanyak tiga kali ke tempat tersebut untuk mencari keberadaan anaknya. Namun lagi-lagi dia gagal bertemu dengan anaknya.

Tak putus asa, Aminayu kembali ke Stadion Kanjuruhan untuk bertanya ke petugas setempat. Dia menanyakan petugas tersebut sembari menunjukkan foto anaknya. Tanpa disangka, petugas tersebut mengenalinya dan mengatakan ada satu anak yang dibawa ke RS sambil menangis karena mencari ibunya.

"Katanya kalau tidak dibawa ke RS Ben Mari, ya ke (RSUD) Saiful Anwar. Terus di Ben Mari ditelepon tidak ada anak kecil. Saya langsung ke sini (RSUD Saiful Anwar) habis subuh. Pas ketemu, dia sudah langsung ke ruang rontgen," ucap perempuan 44 tahun ini.

Aminayu bersyukur kondisi anaknya sudah mulai membaik hingga sekarang. Bahkan, anaknya telah diperkenankan kembali ke rumah untuk menjalani perawatan. Kakinya yang sempat terluka sudah dioperasi dan menunjukkan progres yang cukup baik.

Meskipun sang anak sudah sembuh, Aminayu mengaku masih trauma dengan kejadian 1 Oktober lalu. Dia takut dan khawatir apabila anaknya meminta izin untuk menonton sepak bola ke stadion langsung. Padahal, kata dia, sang anak mengaku tidak mempermasalahkannya apabila ada kesempatan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement