REPUBLIKA.CO.ID,MAGETAN -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Magetan, Jawa Timur mengajak siswa di sejumlah sekolah untuk melakukan Gerakan Nasional (Gernas) Aksi Bergizi Tahun 2022 sebagai upaya mencegah kasus anemia dan kekerdilan anak atau stunting.
Kepala Seksi Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Magetan Totok Aprijanto mengatakan melalui Gernas Aksi Bergizi 2022, siswa-siswi sekolah tingkat SMP/SMA/MA dan sederajat serta pesantren diajak untuk peduli terhadap gizi seimbang. Salah satunya dengan melakukan hal kecil, yaitu sarapan gizi seimbang bersama dengan membawa bekal dari rumah dan minum tablet tambah darah (TTD).
"Harapan kami kegiatan ini akan dapat terselenggara secara berkesinambungan di seluruh sekolah SMP/SMA/MA sederajat
dan pesantren karena mudah dilakukan. Tinggal koordinasi dan tanpa biaya," ujar Totok Aprijanto di Magetan, Jumat (28/10/2022).
Menurut dia, kegiatan Gernas Aksi Bergizi 2022 digelar sebagai rangkaian perayaan Hari Kesehatan Nasional yang diperingati setiap tanggal 12 November 2022. Selain itu, aksi tersebut juga merupakan upaya nyata Pemkab Magetan untuk mencegah generasi stunting dan anemia di Magetan, khususnya bagi siswa putri.
Guna mengatasi anemia dan mencegah generasi stunting, maka para remaja putri perlu diberikan tambahan tablet tambah darah (TTD) secara rutin minimal seminggu satu kali.
"Umumnya kasus anemia di Kabupaten Magetan bukan karena keturunan atau gen, tetapi karena kekurangan asupan gizi dalam makanan. Untuk kebutuhan TTD disediakan puskesmas, di mana pihak puskesmas secara rutin membagikan TTD ini ke sekolah-sekolah, khususnya untuk para siswa perempuan," kata dia.
Menurut dia,upaya pencegahan stunting oleh pemerintah tidak hanya fokus pada penanganan balita yang dalam masa tumbuh kembangnya mengalami kekerdilan. Namun juga upaya peningkatan kesehatan dan gizi di masa wanita produktif sebagai calon ibu dan ibu hamil yang tujuannya adalah melahirkan generasi sehat bebas stunting.
Peningkatan kesehatan dan gizi di masa wanita produktif tersebut salah satunya diwujudkan dengan pemberian TTD secara rutin sebagai pencegah anemia. Hal itu dilatarbelakangi karena kondisi calon ibu yang anemia rawan melahirkan anak yang berpotensi stunting di masa pertumbuhannya.