Senin 31 Oct 2022 08:53 WIB

Mahasiswa UAD Raih Prestasi di Ajang IIIEX 2022

Universitas memberikan dukungan serta bimbingan penuh selama kompetisi.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Tim mahasiswa Prodi Teknik Kimia UAD meraih medali emas dan penghargaan spesial dari MIICA dalam ajang IIIEX 2022.
Foto: Dokumen
Tim mahasiswa Prodi Teknik Kimia UAD meraih medali emas dan penghargaan spesial dari MIICA dalam ajang IIIEX 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Tim mahasiswa Program Studi (Prodi) Teknik Kimia Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta meraih medali emas dan penghargaan spesial dari Malaysia Innovation Invention Creativity Association (MIICA) dalam ajang Indonesia International Invention Expo (IIIEX) 2022.

Dalam ajang yang digelar di Semarang, Jawa Tengah, pada 14-17 Oktober 2022 itu, UAD bersaing dengan 145 tim lainnya yang berasal dari 20 negara. Prestasi tersebut diraih UAD dengan mengusung topik Utilization of Waste Burning for the Production of Distilled Water and Salt.

Dosen pembimbing tim mahasiswa Prodi Teknik Kimia UAD, Adi Permadi mengatakan, mahasiswa terus didorong meraih prestasi di banyak kompetisi, termasuk di ajang IIIEX 2022. Penghargaan spesial dari MIICA, katanya, membuat tim tersebut layak mendapat label double kill dalam ajang ini.

Menurut Adi, ada tiga hal yang menjadi pertimbangan MIICA untuk memberikan penghargaan yakni inovasi, penemuan, dan kreativitas. Ketiga poin itu dapat dinilai dari rancangan purwarupa yang diusung, yakni produksi garam dan air destilat dari sampah yang telah digunakan untuk memanaskan dan menguapkan air laut.

Lebih detail, Adi juga menyebut, ada tiga poin utama yang melatarbelakangi pemilihan topik dalam IIIEX 2022. Pertama terkait sampah, mengingat permasalahan ini menjadi problematika di lingkungan masyarakat secara global dan perlu segera ditangani.

"Salah satu solusi untuk mengurangi volume sampah dengan cepat adalah melalui pembakaran," kata Adi. Kedua terkait garam, yang mana Indonesia merupakan negara maritim dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia.

Namun, fakta di lapangan menunjukkan negara Indonesia masih mengimpor garam dari negara lain. "Menurut data BPS, pada 2021 Indonesia melakukan impor garam sebesar 2,83 juta ton atau senilai dengan Rp 1,5 triliun," ujar Adi.

Ketiga yakni terkait ketersediaan air bersih, terutama di daerah pesisir yang masih perlu mendapat perhatian khusus. Adi menuturkan, tercatat baru ada 66,54 persen desa pesisir yang mendapatkan akses air bersih untuk kebutuhan sanitasi.

"Berdasarkan realitas-realitas tersebut, tim kemudian berinisiatif untuk mengembangkan desalinasi air laut menjadi air destilat dan garam menggunakan bahan bakar sampah," jelasnya.

Tantangan lain muncul yaitu proses pembakaran sampah yang menghasilkan polusi udara atau karbondioksida. Namun, hal tersebut diatasi dengan mengalirkan asap ke kolam kultivasi mikroalga botryococcus braunii, untuk penyerapan karbondioksida melalui proses fotosintesis.

"Mikroalga juga akan mendorong produksi total lipid yang dalam pengolahan lanjutan bio oil dapat digunakan sebagai bahan baku energi terbarukan yaitu biodiesel," tambahnya.

Ketua tim, Abdul Aziz, mengaku pihaknya sempat mengalami beberapa kendala. Salah satunya kendala teknis berupa melelehnya alat yang sudah dirangkai akibat tidak tahan dengan temperatur tinggi.

"Hal tersebut tentu berimbas pada pengeluaran dana tambahan yang tidak sedikit, tetapi tim tetap bisa mengatasinya dengan baik," kata dia.

Abdul juga menyebut, prodi dan universitas memberikan dukungan serta bimbingan penuh selama kompetisi berlangsung. Selain itu, juga ada penghargaan dari prodi dan universitas kepada anggota tim yang meraih prestasi dalam ajang IIIEX 2022.

"Prodi akan memberikan rekognisi mata kuliah dan perbaikan nilai. Sementara universitas memberikan hadiah, Biro Kemahasiswaan dan Alumni (Bimawa) juga selama ini telah banyak memberi dukungan finansial. Kami sangat berterima kasih untuk itu," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement