REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur mencatat terjadinya inflasi sebesar 0,04 persen pada Oktober 2022, yaitu 113,17 menjadi 113,21. Adapun, tingkat inflasi tahun kalender Oktober 2022 sebesar 5,55 persen, dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Oktober 2022 terhadap Oktober 2021) sebesar 6,65 persen.
Kepala BPS Jatim Dadang Hardiwan menjelaskan, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran. Andil terbesar diberikan kelompok transportasi yang kenaikannya mencapai 17,14 persen. Kemudian diikuti kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan kenaikkan 7,31 persen.
"Beberapa komoditas yang dominan memberikan andil inflasi (M to M) pada Oktober 2022 antara lain beras, bensin, obat dengan resep, akademi atau perguruan tinggi, minyak goreng, jeruk, tahu mentah, solar, rokok kretek filter, dan ayam bakar," ujarnya, Selasa (1/11).
Dadang menjelaskan, berdasarkan penghitungan tingkat inflasi (YoY) di delapan kota IHK di Jawa Timur pada Oktober 2022, kota yang mengalami inflasi tertinggi adalah Jember sebesar 7,23 persen. Kemudian diikuti Surabaya sebesar 6,77 persen, Malang sebesar 6,76 persen, Sumenep sebesar 6,36 persen, Madiun sebesar 6,02 persen, Kediri sebesar 5,87 persen, Banyuwangi sebesar 5,55 persen, dan Probolinggo sebesar 5,43 persen.
Begitupun untuk tingkat inflasi tahun kalender Oktober 2022 di delapan kota IHK Jawa Timur, Jember merupakan kota dengan inflasi tahun kalender tertinggi yang mencapai 5,93 persen. Sedangkan kota yang mengalami inflasi tahun kalender terendah adalah Probolinggo sebesar 4,37 persen.