Rabu 02 Nov 2022 15:30 WIB

Disebut Melandai, Inflasi DIY di Level 6,67 Persen

Komoditas cabai merah melanjutkan penurunan harga di Oktober.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Inflasi (ilustrasi)
Inflasi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Bank Indonesia (BI) DIY menyebut inflasi di DIY pada Oktober 2022 melandai. Tercatat, pada Oktober 2022 terjadi inflasi sebesar 0,11 persen month to month (mtm).

Kepala Perwakilan BI DIY, Budiharto Setyawan mengatakan, inflasi ini turun dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat 1,05 persen (mtm). Dengan capaian tersebut, secara tahunan inflasi DIY tercatat di angka 6,67 persen year on year (yoy).

"Secara keseluruhan inflasi DIY 2022 berada pada level 6,67 persen (yoy), berada di atas sasaran inflasi yang ditetapkan pada 3 ± 1 persen (yoy)," kata Budi di Yogyakarta, Selasa (1/11/2022) malam.

Budi menuturkan, inflasi DIY melandai di tengah deflasi komoditas pangan. Inflasi DIY pada Oktober sendiri didorong oleh kelompok inflasi inti (core inflation).

Sebaliknya, kelompok harga pangan bergejolak (volatile food) mengalami deflasi. Begitu juga dengan kelompok harga yang diatur pemerintah (administered prices) yang juga mengalami deflasi.

Budi menjelaskan, berkurangnya tekanan inflasi terutama bersumber dari berlanjutnya penurunan harga komoditas aneka cabai akibat adanya panen di daerah sentra cabai. Selain itu, berlanjutnya penurunan harga komoditas daging dan telur ayam ras juga menekan inflasi di DIY.

Dikatakan, harga cabai merah melanjutkan penurunan harga di Oktober seiring dengan meningkatnya pasokan karena panen di Kabupaten Sleman dan Kulonprogo. Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), rata-rata harga cabai merah di DIY pada Oktober mencapai Rp 42,6 ribu per kilogram.

Harga cabai merah tersebut lebih rendah dibanding September yang mencapai Rp 60,85 ribu per kg. Sejalan dengan itu, harga telur dan ayam ras melanjutkan tren deflasi seiring dengan ketersediaan yang meningkat di tengah permintaan yang relatif stabil.

Berdasarkan PIHPS, rata-rata harga telur ayam ras mencapai Rp 25,6 ribu per kg dan harga daging ayam ras mencapai Rp 33,6 ribu per kg pada Oktober 2022 di DIY.

"Meski demikian, kenaikan harga tarif perguruan tinggi serta berlanjutnya kenaikan harga beras menahan laju deflasi. Kenaikan harga beras terjadi merata secara nasional seiring dengan penurunan produksi beras," ujar Budi.

Sementara, pada kelompok administered prices, secara bulanan mengalami deflasi yang ditopang oleh penurunan tarif angkutan udara. Penurunan ini terjadi sejalan dengan penurunan harga avtur pada Oktober 2022.

"Berdasarkan pantauan, harga avtur pengisian YIA mengalami penurunan -1,65 persen, sedangkan avtur CGK telah turun -3,92 persen dibandingkan dengan akhir September. Dengan perkembangan ini, tarif angkutan udara memberikan andil deflasi -0,12 persen (mtm)," jelas Budi.

Pihaknya bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) DIY terus berkoordinasi dalam rangka mitigasi risiko inflasi di DIY. Hal ini sejalan dengan permintaan domestik yang terus membaik dan momentum akhir tahun, meningkatnya curah hujan, peningkatan ekspektasi inflasi, serta dampak transmisi harga global terhadap harga domestik.

"BI bersama TPID DIY terus melakukan serangkaian kegiatan untuk memastikan ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif, termasuk di dalamnya meneruskan upaya-upaya melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP)," tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement