REPUBLIKA.CO.ID, KLATEN -- Lab Biokimia Nutrisi Fakultas Peternakan UGM bersama Pemkab Klaten melaksanakan pemberdayaan dan pendampingan usaha budi daya ternak domba. Dalam rangka pengembangan kawasan mandiri pangan di Desa Kadilanggon, Wedi, Klaten, Jawa Tengah.
Kawasan itu akan dijadikan sentra pengembangbiakan ternak domba. Rencananya, pelaksanaan program Kampung Domba dibagi menjadi tiga tahapan, yakni dimulai dengan pembuatan pabrik pakan konsentrat dan lahan hijauan pakan ternak.
Lalu, pengembangan pembibitan dan penggemukan domba, pengembangan kemitraan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan masyarakat. Kepala Lab Biokimia Nutrisi, Chusnul Hanim mengatakan, pendampingan usaha dilakukan secara berkelanjutan.
Tujuannya, agar bisa memberikan manfaat kepada masyarakat, khususnya peternak. Mereka telah pula melakukan uji analisis pakan konsentrat yang telah memenuhi standar kebutuhan ternak yang bisa dibuat secara mandiri peternak-peternak.
"Program pengembangan Kampung Domba menjadi bagian dari Project Ayo Angon yang sudah diinisiasi di beberapa daerah oleh UGM untuk mengajak masyarakat, khususnya anak muda supaya mau beternak," kata Chusnul.
Ia menilai, peningkatan pengetahuan dan keterampilan SDM jadi prioritas program Kampung Domba. Maka itu, nanti masih akan dilakukan pelatihan dan pendampingan supaya para peternak dapat mengelola usaha budi daya ternak yang menguntungkan.
"BUMDes Putro Manggolo, Desa Kadilanggon, nantinya jadi motor dalam pelaksanaan program Kampung Domba. Saat ini, BUMDes sudah melakukan inisiasi pembangunan pabrik pakan konsentrat serta budidaya ternak domba," ujar Chusnul.
Direktur BUMDes Putro, Imam Adi Prayogo menuturkan, Desa Kadilanggon memiliki potensi besar dalam pengembangan peternakan. Seperti pengembangan lahan hijauan dengan tanah subur dan pengadaan bahan baku pakan konsentrat yang cukup mudah.
Ia berharap, melalui program Kampung Domba terjadi perbaikan pengelolaan peternakan di desanya. Sehingga, peternakan-peternakan di sana mampu mengelola dan memaksimalkan potensi mendorong ekonomi masyarakat dan desa berkembang.
"Seperti yang kita tahu, peternakan selama ini masih banyak dikelola secara tradisional dan peternak belum berorientasi terhadap keuntungan," katanya.
Kepala Desa Kadilanggon, Sri Agung Suko Wijoyo menambahkan, optimalisasi peran BUMDes jadi prioritas. BUMDes kini telah mampu menghasilkan pakan konsentrat tidak cuma untuk Desa Kadilanggon, tapi Desa Kaligayam dan Desa Melikan.
"Tentu hal ini akan berdampak secara langsung kepada masyarakat," ujar Sri.