REPUBLIKA.CO.ID,PAMEKASAN -- Hujan deras disertai angin kencang mengakibatkan kerusakanmushalla dan kamar mandi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Slamet Martodirdjo Pamekasan, Jawa Timur, Senin sekitar pukul 12.40 WIB.
"Tidak ada korban jiwa dalam musibah itu, kami telah memberikan assesmen atas kejadian itu," kata Koordinator Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pamekasan Budi Cahyonodi Pamekasan, Senin malam (7/11/2022).
Ia menjelaskan hujan deras mulai terjadi di Pamekasan sekitar pukul 12.00 WIB di sejumlah kecamatan di Pamekasan.
Pada pukul 12.40 WIB, terjadi di Kecamatan Kota Pamekasan, termasuk di sekitar RSUD Pamekasan, yakni di Jalan Raya Tlanakan Pamekasan.
Kejadian itu, sempat membuat pengunjung dan pasien panik. Atap mushalla dan kamar mandi pengunjung yang tak jauh dari mushalla tiba-tiba terhempas angin kencang.
"Untungnya tidak ada warga yang terkena hempasan atap mushalla dan kamar mandi," ujar Budi.
Selain merusak dua bangunan di RSUD Pamekasan, hujan deras disertai angin kencang yang terjadi di Pamekasan, Senin, juga dilaporkan merobohkan pepohonan di sejumlah kecamatan dan memutus jaringan listrik.
"Tapi, jaringan listrik yang terganggu saat ini telah teratasi. Begitu juga dengan pepohonan tumbang juga telah dievakuasi petugas," katanya.
Hujan deras disertai angin kencang yang terjadi Senin di Pamekasan kali ini merupakan kali kedua dalam kurun waktu dua bulan terakhir ini.
Sebelumnya pada Oktober 2022, sebanyak 19 rumah warga di dua kecamatan, yakni di Kecamatan Pakong dan Kecamatan Pegantenan, rusak akibat angin kencang.
Rinciannya, di Kecamatan Pakong terjadi di Desa Bicorong sebanyak empat rumah, Desa Lebbek sebanyak dua rumah, Desa Klompang Barat satu rumah dan di Desa Cenlecen sebanyak tujuh rumah.
Sedangkan di Kecamatan Pegantenan terjadi di Bulangan Haji satu rumah, Desa Tlagah sebanyak dua rumah, Desa Tebul Timur satu rumah, Desa Bulangan Timur sebanyak dua rumah.
Menurut Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Pamekasan Amin Jabir, berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), cuaca buruk berpotensi terjadi hingga sepekan ke depan.
"Karena itu, kami mengimbau masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana hendaknya bisa meningkatkan kewaspadaan," katanya.