Kamis 01 Dec 2022 23:39 WIB

50 Persen Pengidap HIV/AIDS Merupakan Remaja, Ketahanan Keluarga Perlu Diperkuat

Ciri keluarga resilien yakni kompeten dengan pengambilan keputusan yang cepat

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Muhammad Fakhruddin
50 Persen Pengidap HIV/AIDS Merupakan Remaja, Ketahanan Keluarga Perlu Diperkuat (ilustrasi).
Foto: ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang/hp.
50 Persen Pengidap HIV/AIDS Merupakan Remaja, Ketahanan Keluarga Perlu Diperkuat (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk (P3AP2) DIY, Erlina Hidayati Sumardi mengatakan, 50 persen pengidap HIV/AIDS di Indonesia merupakan remaja. Menurutnya, hal ini menunjukkan bahwa ketahanan keluarga belum baik.

Untuk itu, ia menyebut bahwa ketahanan keluarga ini perlu diperkuat guna mencegah HIV/AIDS ini, khususnya pada kaum remaja. Pasalnya, masa remaja masih menjadi tanggung jawab dari keluarga, dalam hal ini orang tua.

Baca Juga

"Berarti ketahanan keluarganya memang belum baik, sehingga mengakibatkan jumlah ini (50 persen penderita HIV/AIDS remaja). Kenapa kok kemudian kita harus sangat memperhatikan remaja? Supaya tidak terlibat di dalam pergaulan-pergaulan yang menyimpang, melakukan hal-hal yang menyimpang," kata Erlina dalam Talk Show bertema ‘Satukan Langkah Cegah HIV, Semua SETARA Akhiri AIDS’, Kamis (01/12).

Erlina menuturkan, ketahanan keluarga merupakan kemampuan keluarga dalam mengelola sumber daya yang dimiliki. Selain itu, juga memiliki kemampuan dalam menanggulangi masalah yang dihadapi untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Keluarga dengan ketahanan yang baik, lanjutnya, akan berdampak pada resiliensi keluarga, yakni kemampuan beradaptasi terhadap permasalahan yang terjadi pada keluarga.

Dijelaskan, ciri keluarga resilien yakni kompeten dengan pengambilan keputusan yang cepat, mampu mengatasi situasi yang tidak dikehendaki, dan mampu beradaptasi terhadap perubahan yang cepat.

"Juga kompeten dalam menyelesaikan masalah, serta mampu memulihkan situasi yang tidak dikehendaki," tambah Erlina.

Ia tidak menampik bahwa setiap keluarga tidak pernah terlepas dari permasalahan. Bahkan, masalah yang dihadapi semakin kompleks, termasuk masalah kesehatan yakni HIV AIDS.

"Keluarga sebagai unit terkecil di masyarakat, menjadi unsur pertama yang harus menjalankan fungsi dan perannya dalam mencegah, menangani, dan menghadapi masalah kesehatan tersebut. Sehingga setiap keluarga harus memiliki ketahanan yang baik," ujarnya.

Erlina juga menekankan pentingnya penguatan parenting, sebagai upaya mencegah kenakalan remaja. Penguatan parenting dinilai penting untuk menyelamatkan remaja dari tiga masalah pokok kesehatan reproduksi remaja (KRR) yakni seks bebas, narkoba, dan HIV/AIDS.

Orang tua diharapkan dapat melakukan pengasuhan anak guna mencegah perilaku kenakalan anak, melalui beberapa hal yang berkaitan dengan peran-perannya. Mulai dari penanaman nilai dan moral, pemberian perhatian dan kasih sayang, mengawasi tanpa pengekangan yang berlebihan.

"Dan kesadaran, serta keberanian orang tua melaporkan perilaku anak yang menyimpang," jelas Erlina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement