Ahad 04 Dec 2022 16:42 WIB

Konferensi ISETH di UMS Bahas Upaya Pemulihan Pascapandemi  

Makalah dalam konferensi ini akan didominasi mahasiswa UMS.

Rep: c02/ Red: Yusuf Assidiq
 Jumpa pers oleh Ketua Lembaga Pengembangan Publikasi Ilmiah dan Buku Ajar (LPPI) UMS, Agus Ulinuha, terkait pembukaan ISETH ke 8.
Foto: Muhammad Noor Alfian
Jumpa pers oleh Ketua Lembaga Pengembangan Publikasi Ilmiah dan Buku Ajar (LPPI) UMS, Agus Ulinuha, terkait pembukaan ISETH ke 8.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Universitas Muhammadiyah Solo (UMS) segera menyelenggarakan konferensi tingkat internasional International Summit on Science, Technology, and Humanity (ISETH) ke 8 pada 5-6 Desember 2022.

Pembukaan ISETH akan digelar di Auditorium Mohamad Djazman UMS, Senin, 5 Desember 2022, dengan menghadirkan tiga keynote speakers dari Chiba University Japan, Noakhali Science and Technology University Bangladesh, dan Universitas Sebelas Maret.

Kegiatan ISETH ke 8 telah berlangsung seja Septekmber. Konferensi bertujuan untuk mempertemukan para peneliti guna menyampaikan hasil kajian yang telah mereka lakukan sekaligus untuk mempererat kolaborasi dan hubungan antara para peneliti untuk tetap melakukan publikasi.

ISETH 2022 menjadi konferensi ke delapan yang diselenggarakan oleh UMS. Pada tahun sebelumnya, UMS tetap konsisten menyelenggarakan agenda tersebut meskipun sedang dalam kondisi pandemi Covid-19, sehingga dilakukan konferensi secara daring.

Pada tahun ini, ISETH mengangkat tema Academic Improvement for Recovery Acceleration untuk percepatan penyembuhan pasca pandemi. Ketua Lembaga Pengembangan Publikasi Ilmiah dan Buku Ajar (LPPI) UMS, Agus Ulinuha mengatakan, pasca pandemi diperlukan banyak bidang untuk pulih.

Ini tentunya tak bisa lepas dari dukungan akademisi. "Sebenarnya setelah covid yang dibutuhkan adalah bagaimana pulih lebih cepat dan bangkit lebih kuat. Untuk keperluan itu, banyak negara perlu membangun dari semua sisi, dan dari sisi keilmuan atau akademik itu ada kontribusinya. Akademisi dan peneliti diharapkan untuk menyampaikan gagasannya dari background keilmuan masing-masing," kata Agus, Sabtu (3/12).

Agus menjelaskan nantinya makalah yang terkumpul dalam konferensi akan didominasi oleh mahasiswa UMS dari berbagai jenjang studi, sebanyak 701 paper dari total 971 paper. Namun jumlah tersebut masih kurang jika dibandingkan dengan total mahasiswa yang sedang mengambil skripsi.

Keuntungannya, Agus menjelaskan, bagi mahasiswa yang menjadi pemakalah dalam konferensi ISETH ke 8 akan dibebaskan dari ujian skripsi dan otomatis mendapatkan nilai ujian A. "Mahasiswa yang berhasil untuk presentasi pada level tertentu dapat digunakan untuk menggantikan ujian pendadaran," ujarnya.

Selain mendapatkan keuntungan untuk tidak melakukan ujian pendadaran, UMS juga memberikan subsidi dana publikasi sehingga mahasiswa cukup membayar seharga Rp 100 ribu (seratus ribu rupiah).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement