REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim dokter ahli bedah saraf dari Kortex Brain and Spine berhasil melakukan live surgery bedah saraf terhadap pasien bernama Pinky (25 tahun), penderita wajah merot (hemifacial spasm) dari Bandung, Jawa Barat di Rumah Sakit (RS) JIH Yogyakarta, Sabtu (3/12/2022). Semua tindakan bisa disaksikan langsung di monitor TV oleh keluarga penderita.
Operasi tersebut sekaligus untuk menandai soft opening klinik JIH Kortex yang hadir untuk melayani penanganan dan penyembuhan gangguan pada otak, saraf, dan tulang belakang. Enam dokter ahli bedah saraf tergabung dalam Kortex physician network, yaitu dr Rachmat Andi, dr Adiguno Suryo, dr Dian Prasetyo, dr M Sofyanto, dr Agus Anab, dan dr Gigih Pramono.
Konsep physician network yang diusung oleh Kortex tidak hanya mengintegrasikan jejaring dokter, namun juga layanan klinik medis dengan nonmedis. Strategi itu dapat mengeliminasi kendala agar pelayanan kesehatan dapat diterima oleh seluruh kalangan masyarakat Indonesia dan juga luar negeri.
Wajah merot pada penderita terjadi karena perlengketan antara saraf nomor tujuh yang berfungsi mengatur gerakan wajah dengan pembuluh darah pada otak. Akibatnya gerakan pada wajah menjadi tidak terkendali, wajah pasien menjadi merot. "Waktu operasi jadi lebih pendek hanya 70 menit dan memperpendek waktu rawat inap di rumah sakit," terang dr Dian Prasetyo, salah satu tim bedah saraf.
Untuk memulihkan agar gerakan wajah normal kembali, kata Dia, tim dokter ahli dari Kortex melakukan operasi di area batang otak Herlina menggunakan proses medis microvascular decompression (MVD) dengan teknik operasi lubang kunci (keyhole surgery). Operasi dilakukan dengan bantuan mikroskop khusus dan alat-alat monitoring di kamar operasi.
Layanan Kortex Brain Spine dilakukan oleh tim dokter dengan kompetensi tinggi, berpengalaman, dan berkomitmen untuk kesembuhan pasien. Didukung oleh komunitas Brain & Spine Indonesia yang telah memiliki lebih dari 45 ribu anggota dan berkantor di Surabaya dan di Hongkong.
"Rumah Sakit JIH Yogyakarta sudah mampu memberikan layanan tersebut, sehingga pasien tidak perlu jauh-jauh dan membutuhkan biaya besar untuk mendapatkan penanganan masalah-masalah di bagian saraf, otak, dan tulang belakang," ujar Presiden Direktur Rumah Sakit JIH Yogyakarta, dr Sari Kusumastuti.