REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus mulai melakukan uji coba penerapan subsidi tepat secara menyeluruh (full cycle) untuk produk solar subsidi pada 1 Desember 2022. Secara keseluruhan, uji coba diterapkan di 11 kabupaten/ kota di Indonesia. Di Jawa Timur, ada tiga yang melakukan uji coba yaitu Kota Mojokerto, Kota Kediri, dan Kabupaten Lumajang.
Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, Deden Mochammad Idhani menjelaskan, uji coba dilakukan untuk melihat kesiapan infrastruktur digital serta pengawas dan operator SPBU dalam mengimplementasikan mekanisme full cycle subsidi tepat. Subsidi tepat dimaksudkan agar penyaluran BBM subsidi, khususnya biosolar lebih tepat sasaran dan real time.
"Pelaksanaan uji coba full cycle hanya dilakukan bagi konsumen biosolar yang menggunakan kendaraan roda empat atau roda lebih dari enam," kata Deden, Selasa (6/12).
Deden mengatakan, bagi masyarakat yang sudah mendapatkan QR Code atau sudah terdaftar di website Subsidi Tepat, bisa membeli solar subsidi dengan volume sesuai dengan SK BPH Migas No. 04/P3JBT/BPH Migas/KOM/2020. Yakni 60 liter per hari untuk roda 4 pribadi, 80 liter per hari untuk roda 4 angkutan barang dan umum, dan untuk angkutan barang dan umum roda 6 atau lebih dibatasi maksimal 200 liter per hari per kendaraan.
"Bagi masyarakat yang belum memiliki QR Code atau belum terdaftar akan tetap dilayani pembelian solar subsidi namun dengan volume yang diatur yakni maksimal 40 liter per hari," kata Deden.
Lebih lanjut Deden mengatakan, QR Code tidak wajib menggunakan handphone atau gadget. QR Code dapat diprint dan dibawa ke SPBU. Pertamina Patra Niaga juga menyediakan bantuan pendaftaran yang tersebar di SPBU yang berada di wilayah uji coba agar masyarakat mudah untuk melakukan pendaftaran.
"Kami juga mengimbau masyarakat, khususnya yang sedang menerapkan full cycle agar segera melakukan pendaftaran Subsidi Tepat agar mendapatkan QR code," ujar Deden.
Deden mengungkapkan, dengan adanya kebijakan ini, konsumen yang bertransaksi menggunakan QR Code mulai menunjukkan peningkatan. Di wilayah Kediri, sebelum implementasi full cycle, pengguna QR Code hanya sekitar 3 sampai 4 persen. Tapi setelah uji coba diterapkan, meningkat menjadi 18 hingga 19 persen.