REPUBLIKA.CO.ID, BATU -- Teknologi digital berbasis Internet of Things (IOT) bisa diaplikasikan di dunia pertanian. Hal ini yang dilakukan tim Dosen Mengabdi Universitas Brawijaya (DM UB) di lahan pertanian jambu kristal wilayah Bumiaji, Kota Batu, Malang, Senin (12/12/20222).
Pada kesempatan ini, tim yang terdiri atas sejumlah dosen dari berbagai fakultas tersebut menggandeng Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Bumiaji Sejahtera. Tim yang diketuai Muhammad Aziz Muslim ini telah membuat percontohan pengembangan sistem pertanian secara digital.
"Dengan penerapan teknologi IOT bagi greenhouse di lokasi P4S Bumiaji," kata Aziz. Sistem ini pada dasarnya berupa perangkat IOT yang diimplementasikan pada greenhouse untuk mengukur berbagai parameter.
Parameter yang dimaksud antara lain penyiraman, pengaturan kelembaban dan pengaturan pH pupuk. Kemudian juga mengukur kadar karbon monoksida (CO) dan Total Dissolved Solid (TDS) serta lainnya.
Pada praktiknya, perangkat tersebut secara otomatis mengendalikan kondisi greenhouse sesuai dengan konfigurasi yang ditentukan petani. Hal ini bisa dilihat ketika petani bisa memetakan area lahan yang memerlukan kandungan tertentu dalam proses pemupukan.
Dengan cara demikian, proses pertanian bisa berjalan efektif dan efisien sehingga mendorong produktivitas tanaman terutama jumlah jambu kristal ke depannya.
Adapun alat ini telah dibuat sejak 2020 lalu. Kemudian pada tahun berikutnya, tim melakukan pengujian. Lalu pada saat ini, Aziz dan tim tengah fokus proses pematenan.
Aziz dan tim berharap sistem ini dapat memberikan demonstrasi dan percontohan bagi petani muda dalam menerapkan teknologi digital berbasis IoT. Kemudian bisa membuat mekanisme pertanian dapat dikendalikan oleh perangkat ponsel.
Hal ini sangat sesuai dengan kondisi petani muda yang dekat dengan perangkat tersebut. "Selanjutnya, ini diharapkan bisa meningkatkan minat generasi muda untuk bergelut di dunia pertanian," kata dia menambahkan.
Sementara itu, Ketua P4S Bumiaji, Rakhmat Hardiyanto, memberikan apresiasi atas kegiatan yang dilakukan tim DM UB. Apalagi kontribusi UB tidak hanya dilakukan oleh tim yang melakukan pengabdian pada kali ini.
UB telah berkontribusi dalam pertaniannya sejak 2018 lalu hingga sekarang. Menurut dia, telah banyak manfaat yang diterima di lahan pertaniannya. "Kalau masalah profit itu pasti. Produktivitas tinggi, profitnya juga naik. Efisiensinya naik," kata alumnus Universitas Brawijaya (UB) ini.
Selanjutnya, dia berharap program doktor mengabdi akan banyak menyasar sektor riil. Hal ini berarti hasil riset diharapkan bisa langsung dirasakan dan diaplikasikan serta diimplementasikan kepada mitranya. Dengan demikian, risetnya tidak hanya masuk ke dalam tulisan atau laboratorium.