Rabu 14 Dec 2022 15:44 WIB

BPBD Jatim Waspadai Daerah Rawan Bencana Jelang Nataru

Fokus utama kesiapsiagaan berada di daerah selatan Jatim, khususnya Malang.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Yusuf Assidiq
Petugas mengoperasikan alat berat untuk membersihkan puing-puing akibat banjir lumpur di Desa Srigading, Lawang, Malang, Jawa Timur (ilustrasi).
Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Petugas mengoperasikan alat berat untuk membersihkan puing-puing akibat banjir lumpur di Desa Srigading, Lawang, Malang, Jawa Timur (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur meningkatkan kesiapsiagaan di tempat-tempat wisata menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru). Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jatim, Gatot Soebroto mengungkapkan, fokus utama kesiapsiagaan berada di daerah selatan Jatim, khususnya Malang.

Selain karena menjadi jujugan wisatawan, potensi bencana di wilayah Malang juga terbilang cukup tinggi. "Yang menjadi perhatian dan fokus menjelang Nataru ini, adalah daerah selatan Jatim yang punya potensi wisata yang dikunjungi, banyak pengunjung," kata Gatot, Rabu (14/12/2022).

Selain Malang, lanjut Gatot, BMKG juga memetakan ada tujuh daerah di Jatim yang masuk kategori rawan bencana tsunami. Yaitu Banyuwangi, Jember, Lumajang, Blitar, Tulungagung, Trenggalek, dan Pacitan.

Tsunami menurutnya perlu diwaspadai apalagi akhir-akhir ini beberapa daerah di Indonesia sering diguncang gempa. "Daerah di Jatim ini daerah pesisir, yang selalu disampaikan BMKG rawan bencana seperti stunami, banjir," ujarnya.

Gatot menjelaskan, daerah-daerah di Jatim yang rawan tsunami disebabkan megathrust. Di mana setiap tahun ada lempeng yang bergerak di zona tersebut. "Karena di selatan Jawa ada megathrust. Itu pertemuan lempeng, setiap saat bergerak, sekitar tujuh milimeter per tahun bergerak," kata dia.

Diingatkan, masyarakat tidak boleh larut dalam kegembiraan Nataru. Semuanya harus tetap waspada dengan mengetahui kondisi sekitar lingkungannya. "Karena cuaca tidak menentu, tiba-tiba terjadi cuaca ekstrem, dan berdampak adanya bencana hidrometeorologi," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement