REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat jumlah kunjungan ke destinasi wisata beretribusi di daerah ini selama libur akhir pekan pada liburan Tahun Baru 2023 sebanyak 69.342 orang.
"Data kunjungan wisatawan ke Bantul selama akhir pekan dari 30 Desember 2022 sampai 1 Januari 2023 sebanyak 69.342 orang dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp 672,6 juta," kata Kepala Seksi Promosi dan Informasi Dinas Pariwisata Bantul, Markus Purnomo Aji di Bantul, Senin (2/1/2023).
Menurut dia, angka kunjungan wisata tersebut mengalami lonjakan sebanyak 68 persen dibandingkan dengan data kunjungan akhir pekan sebelumnya dari 23 sampai 25 Desember tercatat 38.258 orang dengan PAD sebesar Rp 372 juta.
Dia menyebutkan objek wisata kawasan Pantai Parangtritis menjadi destinasi favorit wisatawan selama libur akhir tahun dibanding dengan pantai selatan lainnya, seperti Pantai Samas, Pantai Kuwaru, dan Pantai Baru.
"Dari jumlah tersebut sebanyak 58.322 orang mengunjungi kawasan Parangtritis. Khusus pada momen perayaan pergantian tahun pada 31 Desember 2022sampai pukul 24.00 WIB kawasan Parangtritis dikunjungi 18.096 wisatawan," katanya.
Disebutkan pula, untuk data kunjungan wisatawan ke Bantul selama sepekan sejak 26 Desember sampai 1 Januari sebanyak 115.240 orang, dengan perolehan PAD sektor pariwisata sebesar Rp 1,1 miliar.
"Naik sebanyak 64 persen dibanding data kunjungan mingguan yang lalu, atau dari 19 sampai 25 Desember sebanyak 67.255 orang dengan PAD sebesar Rp654 juta," katanya.
Adapun selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) dari 24 Desember 2022 sampai 1 Januari 2023, kata dia, wisatawan yang masuk ke Bantul sebanyak 151.009 orang, sebanyak 130.322 wisatawan mengunjungi kawasan Pantai Parangtritis.
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih sebelumnya mengatakanselama libur Natal dan Tahun Baru terjadi kenaikan volume kendaraan dan kenaikan kunjungan wisata ke Bantul, sehingga berdampak lalu lintas yang semakin padat, maka diperlukan posko untuk mengatasi kepadatan arus termasuk rekayasa lalu lintas.
"Disamping itu posko-posko tersebut juga menjadi posko informasi bagi wisatawan yang kebingungan atau yang mencari informasi tentang tempat-tempat yang akan dituju," katanya.