Ahad 08 Jan 2023 16:30 WIB

Sampai Kapan Demam Lato-Lato Berlanjut? Ini Penjelasan Pakar Sejarah

Tren permainan anak maupun dewasa mengikuti perkembangan zaman.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Yusuf Assidiq
Ilustrasi Permainan Lato-lato
Foto: Republika/Thoudy Badai
Ilustrasi Permainan Lato-lato

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Permainan lawas yang terdiri dari dua bandulan pendulum yang disambungkan seutas tali, dimana cara mainnya dengan membenturkan kedua bandulan tersebut kembali ramai di masyarakat dengan nama baru lato-lato. Lato-lato kembali populer di tengah gencarnya permainan daring, yang semula menjadi pilihan anak-anak.

Bahkan saat ini banyak event lomba lato-lato dengan menampilkan berbagai teknik dan kelihaian pemainnya. Pakar sejarah Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Ikhsan Rosyid Mujahidul Anwari berpendapat, manusia berperan sebagai homo ludens atau mahluk yang suka bermain, dan selalu memiliki permainan tren di setiap eranya.

"Dalam hal ini, tren permainan anak-anak maupun dewasa akan mengikuti perkembangan ekonomi dan zaman," kata Ikhsan, Ahad (8/1/2023).

Ia mengatakan, masing-masing zaman atau era selalu punya zeitgest atau yang disebut sebagai jiwa zaman. Kebetulan, saat ini adalah permainan lato-lato. Lantas, siapa yang menyebabkan permainan tersebut populer? Menurutnya salah satunya produsen media permainan anak yang itu bisa berulang pada waktu mendatang.

Menurutnya, kepopuleran permainan lato-lato sangat dipengaruhi dengan adanya media teknologi yang membuat permainan tersebut dikenal banyak orang. Namun, kebertahanan sebuah permainan sangat ditentukan dengan kemunculan permainan-permainan berikutnya.

"Sehingga, permainan lato-lato akan bertahan hingga permainan baru lainnya muncul dan menjadi tren di era selanjutnya," ujarnya.

Perihal nilai-nilai dalam permainan lato-lato, ia menyampaikan, dalam permainan anak-anak semuanya sama yaitu mengandung nilai pleasure, interaktif, dan kompetitif. Apalagi lato-lato ini viral setelah pandemi Covid-19 mereda.

Anak-anak bisa berinteraksi sehingga permainan tersebut menjadi media interaksi bagi mereka. "Di samping itu, nilai kompetitif dalam permainan tersebut juga berkaitan dengan kemampuan atau skill mereka sehingga muncul perlombaan dan sebagainya," jelas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement