Jumat 13 Jan 2023 16:24 WIB

Deep Purple dan God Bless Bakal Manggung Bersama Lagi, Mengukir Memori 1975

Konser di Solo nanti dalam rangka World Tour Deep Purple.

Rep: c02/ Red: Yusuf Assidiq
Deep Purple Ketika Tampil di Istora Senayan 1975
Foto: hennemusic
Deep Purple Ketika Tampil di Istora Senayan 1975

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Kota Solo, Jawa Tengah, akan menjadi saksi bertemunya kembali dua grup band legendaris, Deep Purple (Inggris) dan God Bless (Indonesia) setelah terentang waktu puluhan tahun. Sebelumnya, God Bless pernah membuka konser Deep Purple di Stadion Utama Senayan Jakarta, 5 Desember 1975 silam.

Pertemuan kedua itu nanti bakal tersaji dalam gelaran konser musik rock di Edutorium Solo,  10 Maret mendatang. Sejatinya, papar Founder Rajawali Indonesia, Anas Syahrul Alimi, konser tersebut dalam rangka World Tour Deep Purple.

Konser tersebut juga akan dibuka oleh God Bless.  ​​“Dengan tampilnya God Bless bersama sebagai pembuka Deep Purple, ini akan seperti konser reuni 48 tahun silam, mereka pernah satu panggung bersama saat pertama kalinya Deep Purple tampil di Indonesia,” kata dia.

Deep Purple kali ini akan menghadirkan triumviraat personel MK II: Ian Gillan (vokal), Roger Glover (bass), dan Ian Paice (drum). Mereka akan didampingi oleh Don Airey (keyboard) dan Simon McBride (gitar).

 

Sedangkan God Bless juga punya trio andalan yang kokoh sejak awal karier: Achmad Albar (vokal), Ian Antono (gitar), dan Donny Fattah (bass). Tiga rocker veteran ini akan didampingi oleh sekondan mereka sejak lama: Fajar Satritama (drum), dan Abadi Soesman (keyboard).

Bassist God Bless Donny Fattah masih mengingat betul konser di Stadion Utama Senayan kala itu. Menurutnya, apa yang dibawa oleh Deep Purple pada 1975 bukan hanya menyuguhkan sebuah konser.

Menurut dia, itu adalah peragaan dan demonstrasi yang mengajarkan orang-orang Indonesia pada zaman itu, begini seharusnya konser rock dibuat dan dimainkan. “Kedatangan Deep Purple memang seperti sebuah revolusi yang membuka mata band-band Indonesia,” kenang Donny.

Ia menjelaskan, bahwa waktu itu pemahaman teknis produksi konser di Indonesia masih tergolong sangat sederhana. Band-band Indonesia dulu juga tidak paham fungsi alat-alat pertunjukan yang ada di panggung.

Mulai dari monitor, sound, sampai mixer. “Ketika melihat tata lampu yang hebat dan asap dry ice semua orang terbengong-bengong. Memang belum ada zaman itu,” ujarnya.

Oleh karenanya, ia menilai, konser Deep Purple tersebut bisa dikatakan telah mengubah banyak hal dalam konteks seni pertunjukan musik di Indonesia. Itu merevolusi dunia pertunjukan di Indonesia bagaimana tata panggung yang benar, bagaimana stage yang benar bagaimana konsep panggung yang benar mereka yang merevolusi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement