REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Dinas Peternakan dan Perikanan (Dispeterikan) Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, menemukan hewan ternak yang terjangkit penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) atau penyakit dengan gejala terdapat benjolan pada kulit.
"Satu ekor sapi potong di Desa Sumberejo, Kecamatan Ngablak positif LSD," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dispeterikan Kabupaten Magelang Ery Indraswari di Magelang, Kamis (19/1/2023).
Ery menjelaskan kasus LSD itu ditemukan pada Desember 2022. Sapi potong yang terjangkit LSD ini datang dari luar wilayah Magelang dan saat ini sudah dilakukan isolasi terhadap ternak tersebut serta diberi antibiotik.
Pihaknya sudah memiliki vaksin LSD kurang lebih sebanyak 500 dosis. Namun demikian vaksinasi LSD belum bisa dilakukan karena masih fokus pada penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). "Kami belum berani vaksinasi berbarengan. Kami masih fokus menangani PMK," katanya.
LSD menginfeksi hewan ternak umumnya sapi dan kerbau, melalui gigitan serangga pengisap darah seperti nyamuk, lalat, dan caplak. Tidak seperti PMK yang telah berulang kali mewabah di Indonesia, LSD baru pertama kali ditemukan di Indonesia pada Februari 2022 di Provinsi Riau.
Semula LSD dianggap sebagai penyakit Afrika karena hanya ditemukan di benua tersebut sejak 1929. Namun LSD mulai terkonfirmasi di luar Afrika seperti di Mesir pada 1989 hingga tahun 2019 penyakit ternak tersebut meluas ke Benua Asia.
Mengacu data Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional (ISIKHNAS), telah ditemukan 11.474 kasus LSD di enam provinsi di Indonesia pada 18 November 2022. Di Jawa Tengah pada 9 Januari 2023 sudah ada 19 kabupaten/kota yang terkonfirmasi positif LSD.
Wabah LSD mirip dengan PMK, yakni bisa mengakibatkan kematian pada hewan ternak yang terinfeksi. LSD juga berpengaruh terhadap kesuburan hewan, seperti sapi misalnya, rentan terhadap gangguan reproduksi seperti infertilitas sementara bahkan permanen.
Sapi betina yang tengah bunting juga rentan keguguran bila terjangkit LSD. LSD berpotensi pula menyebabkan berat badan sapi turun dan kerusakan kulit akibat benjolan yang pecah.