Jumat 20 Jan 2023 10:11 WIB

Ternak Terpapar LSD Capai 523 Kasus, Pemkab Sragen tak Tutup Pasar Hewan

Alasannya dikarenakan LSD tidak menular melalui udara.

Rep: Muhammad Noor Alfian Choir/ Red: Fernan Rahadi
Kementerian Pertanian melalui Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), Nasrullah, menyampaikan siap kerahkan sumber daya untuk menangani penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) pada sapi yang telah ditemukan di Provinsi Riau.
Foto: Kementan
Kementerian Pertanian melalui Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), Nasrullah, menyampaikan siap kerahkan sumber daya untuk menangani penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) pada sapi yang telah ditemukan di Provinsi Riau.

REPUBLIKA.CO.ID, SRAGEN -- Ternak terserang virus Lumpy Skin Disease (LSD) di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, terus bertambah. Terdapat lebih dari 500 kasus terdeteksi di sebanyak 18 kecamatan. 

Menurut data Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Sragen, temuan kasus pertama di Kecamatan Sukodono pada 14 Desember 2022 lalu. Sedangkan menurut data per 19 Januari 2023, kasus positif LSD telah mencapai 523 ekor. 

Dari jumlah tersebut, lima ekor di antaranya mati. Dengan rincian dipotong tiga ekor dan mati sendiri dua ekor. Sedangkan tujuh ekor sapi juga telah dinyatakan sembuh dari virus yang ditandai dengan benjolan-benjolan di sekujur tubuh itu

Selain itu, Kasus tertinggi ditemukan di Kecamatan Sukodono, disusul Kecamatan Miri dimana 111 ekor sapi terpapar virus LSD. Kemudian disusul Sumberlawang dan Tanon, masing-masing 75 dan 56 ekor. Kendati demikian, pihak DKPPP Sragen belum akan menutup pasar hewan yang ada.

Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan DKPPP Sragen Toto Sukarno mengakui kasus LSD di Bumi Sukowati itu terus bertambah. Meskipun demikian, Pemkab Sragen belum akan menutup aktivitas pasar hewan yang ada di Sragen. "Tidak ditutup," katanya saat dihubungi, Jumat (20/1/2023).

Toto menjelaskan bahwa alasannya karena LSD tidak menular melalui udara. Ia juga mengatakan pasar hewan di Nglangon dan Sumberlawang Sragen masih beroperasi seperti biasa.

"Karena penularan (LSD) tidak lewat udara. Tapi lewat gigitan lalat, nyamuk, dan caplak," katanya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Sragen Eka Rini Mumpuni lalu lintas hewan ternak terus dipantau meski pasar hewan tidak ditutup. 

"Di pasar hewan itu sapi yang masuk berarti sapi sehat. Soalnya percuma sapi sakit dijual di pasar, pasti gak laku. Tentunya kita mencoba ada dokter hewan dan petugas yang di pasar hewan untuk memantau sapi sapi yang masuk ke pasar kita," kata Eka Rini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement