Ahad 22 Jan 2023 09:48 WIB

UMY Terjunkan 2.663 Mahasiswa KKN, Ikut Bantu Recovery Cianjur

Mahasiswa perlu belajar memahami realitas kehidupan masyarakat.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Yusuf Assidiq
Prosesi Penerjunan KKN Reguler dan Recovery UMY yang diwakili 3 peserta KKN didampingi oleh Ketua BPH UMY, Rektor UMY, Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) UMY.
Foto: Dokumen
Prosesi Penerjunan KKN Reguler dan Recovery UMY yang diwakili 3 peserta KKN didampingi oleh Ketua BPH UMY, Rektor UMY, Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) UMY.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menerjunkan 2.663 mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Sportorium UMY. Terdapat dua skema KKN, yakni KKN Reguler dan KKN Recovery Cianjur.  

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir, berpesan kepada para peserta KKN UMY agar memiliki dedikasi dan ilmu yang bisa digunakan untuk menyelesaikan persoalan manusia.

Haedar menyampaikan bahwa sebagai mahasiswa perlu belajar memahami realitas kehidupan masyarakat, sebab ilmu yang dimiliki itu tidak cukup jika hanya dipelajari atau menjadi khasanah ilmu pengetahuan.

"Makna terpenting dari KKN adalah semua mahasiswa belajar memahami komunitas. Sebagai mahasiswa, dimana pun kalian berada tentu perlu belajar memahami realitas kehidupan masyarakat. Karena ilmu itu tidak cukup hanya untuk dipelajari, dan tidak hanya cukup untuk menjadi khasanah ilmu pengetahuan semata. Namun, ilmu itu harus bisa memahami realitas dan menyelesaikan persoalan-persoalan manusia. Karena menyelesaikan masalah yang berbasis pada ilmu akan berbeda dengan menyelesaikan masalah dengan insting," kata Haedar.

Ia juga berpesan memahami masyarakat sejatinya juga memahami hidup bersama dan hidup secara kolektif. Maka keragaman masyarakat juga harus menjadi kekuatan, perekat, dan yang mempersatukan  hidup masyarakat.

"Maka kehadiran Anda di manapun berada harus menjadi kekuatan, menjadi pemersatu, jangan sampai kehadiran Anda di masyarakat yang berbeda bisa menimbulkan masalah. Pandai-pandai untuk hidup bersama masyarakat, menyelami tradisi, kebiasan, dan kondisi masyarakat setempat, sekaligus juga belajar arif dalam kehidupan bermasyarakat,” tegas dia.

Sementara itu, Ketua BPH UMY, Agung Danarto menyampaikan mahasiswa harus memberikan dedikasi dan pengkhidmatan yang terbaik kepada masyarakat. Terlebih saat ini paradigma pembangunan Indonesia sudah mulai berubah, bukan lagi terkonsentrasi di daerah perkotaan, tetapi mulai terdesentralisasi di daerah perdesaan.

Ia menambahkan, hal tersebut terlihat dari meningkatnya program pembangunan desa untuk menuju kesejahteraan Indonesia, serta berbagai infrastruktu jaringan yang juga sudah disiapkan sedemikian rupa oleh pemerintah.

"Andaikan belum, saya kira ini menjadi tugas mahasiswa sekalian untuk melakukan survei, sekaligus memberikan masukan kepada pemerintah daerah agar ada pembangunan infrastruktur, fasilitas untuk pengembangan masyarakat," jelas Agung.

Dalam kesempatan ini, UMY juga merilis KKN plus Umroh, di mana KKN tersebut akan dilaksanakan di kota Jeddah dan Makkah untuk mendukung pendidikan masyarakat Indonesia yang ada di Jeddah dan Makkah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement