REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNGKIDUL -- Kelompok Tani Ploso Agung di Desa/Kalurahan Gading, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, panen raya padi seluas 27 hektare dengan produktivitas 5,4 ton per hektare gabah kering giling.
Ketua Kelompok Tani Ploso Agung Desa Gading Rubiyati di Gunungkidul, Senin (23/1/2023), mengatakan pada masa tanam pertama ini, petani menanam padi varietas Ciherang di lahan seluas 27 hektare. "Panen raya padi masa tanam pertama ini cukup bagus, yakni 5,4 ton per hektare gabah kering giling," kata Rubiyati.
Ia mengatakan selain padi, petani juga menanam kacang di lahan seluas 0,8 hektare, kedelai 0,2 hektare. "Hasil panen kedelai dan kacang cukup membanggakan. Harga kedelai di tingkat petani lebih dari Rp 9.000 per kilogram wose," kata Rubiyati.
Rubiyati juga menambahkan, hambatan yang dihadapi saat masa tanam padi adalah penyaluran air belum merata sehingga mengusulkan adanya pipanisasi. "Salah satu hambatannya adalah penyaluran air belum bisa jauh," ujarnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul Rismiyadi mengatakan, adapun bibit padi yang digunakan adalah varietas unggulan diantaranya varietas Inpari 42 dan varietas Ciherang.
Wakil Bupati Gunungkidul Heri Susanto mengapresiasi atas panen raya padi Kelompok Tani Ploso Agung. Ia meminta kepada petani untuk tetap mempertahankan sektor pertanian. Salah satu bertanam komoditas padi untuk menjaga stabilitas ketahanan pangan nasional.
"Selaku pemerintah daerah, kami memberikan apresiasi setinggi tingginya karena hasilnya cukup bagus untuk lahan tadah hujan," kata Heri Susanto
Ia mendorong petani milenial untuk terus berinovasi di sektor pertanian. Petani milenial adalah garda terdepan sektor pertanian di Gunungkidul ke depan.
"Saya juga sangat berharap untuk bisa mendorong petani-petani milenial ikut bersinergi menjaga keberlangsungan hidup dan ketahanan pangan kita," kata Heri Susanto.