REPUBLIKA.CO.ID, WONOSARI -- Dinas Perhubungan Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada 2023 menambah empat unit bus sekolah untuk mengurangi angka kecelakaan pada pelajar.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Gunungkidul Rakhmadian Wijayanto mengatakan pengadaan dan pengoperasian bus sekolah pada 2022 sebanyak tiga unit. "Pada 2023, Dishub melakukan pengadaan empat bus sekolah," kata Rakhmadian Wijayanto.
Ia berharap bertambahnya jumlah bus sekolah dapat menjadi pemantik moda angkutan massal karena mati suri. "Dengan adanya bus sekolah, risiko keselamatan pelajar dapat diminimalisir. Biaya yang dikeluarkan orang tua juga berkurang," ujarnya.
Ia mengatakan saat ini ada bus sekolah yang dikelola Armada Paguyuban Angkutan Gunungkidul beroperasi antar-jemput pelajar dan milik Dishub Gunungkidul.
Tarif perjalanan bus dari paguyuban sebesar Rp 3 ribu untuk sekali perjalanan atau Rp 6 ribu pergi-pulang (PP), sedangkan bus milik Dishub Gunungkidul gratis. "Satu bus sekolah berkapasitas 22 kursi," kata dia.
Rakhmadian memastikan pengemudi bus sekolah dishub maupun dari paguyuban sudah memenuhi syarat, antara lain memiliki surat izin mengemudi (SIM) jenis B1, menjalani ujian praktik, dan dievaluasi secara periodik.
Bus sekolah tambahan dengan rute Tanjungsari-Wonosari, Paliyan-Playen-Wonosari, Tepus regrouping SD, dan Ponjong-Karangmojo-Wonosari. Sementara rute yang sudah beroperasi Semanu-Wonosari, Gedangsari-Wonosari, dan Bejiharjo-Wonosari.
"Rencananya bus baru akan dioperasikan pada 15 Februari 2023, sehingga total ada tujuh bus yang beroperasi," jelasnya.
Sementara itu, Bupati Gunungkidul Sunaryanta mengatakan program bus sekolah berpeluang untuk menarik kembali angkutan perdesaan (angkudes). Dia menginstruksikan Dishub untuk berkomunikasi intensif dengan paguyuban angkutan, terkait dengan zonasi dan yang lain.
"Kami berharap program ini bisa menghidupkan kembali moda transportasi massal yang ada di Gunungkidul," kata Sunaryanta.