REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Polres Sleman memastikan sampai saat ini korban pencabulan sesama jenis yang dilakukan seorang ketua remaja masjid di Gamping, Sleman belum ada tambahan. Terakhir kepolisian mengatakan korbannya diduga mencapai hingga 20 orang.
"Sementara ini sepertinya sudah belum ada korban tambahan," kata KBO Satreskrim Polres Sleman Iptu M Saifudin kepada wartawan di Polres Sleman, Rabu (8/2/2023).
Terkait pendampingan korban, Saifudin menyebut pendampingan akan dilakukan oleh dinas terkait seperti Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB). Saifudin juga belum bisa memastikan ada berapa orang yang dilakukan pendampingan.
"Kami nunggu jadwal lah misalnya hari ini tiga, hari berikutnya berapa orang, seperti itu nggak bisa bersama-sama dalam satu hari," ujarnya.
Selain itu Saifudin mengungkapkan sejumlah korban ada yang tidak mau dilakukan pendampingan. Korban mengaku tak ada masalah dalam dirinya setelah menjadi korban pencabulan.
"Ada beberapa korban yang memang tidak mau dia merasa gak ada masalah dalam dirinya, untuk saat ini kami pendekatan supaya korban kami bawa ke psikolog," ungkapnya.
Sementara itu Kepala Dinas Sosial Kabupaten Sleman Eko Suhargono mengatakan pendampingan sudah mulai dilakukan sejak pekan kemarin. Pendampingan akan dilakukan sampai pada proses hukum.
"Minggu kemarin sudah melakukan pendampingan oleh petugas kami peksos, TKSK dan TPSK beserta perangkat desa sudah melakukan koordinasi," kata Eko kepada Republika.