Sabtu 11 Feb 2023 12:32 WIB

Buka Porsema XII, Taj Yasin: Seni Bagian dari Dakwah NU

Porsema XII dimeriahkan oleh berbagai kesenian tradisional khas Kabupaten Semarang.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Fernan Rahadi
Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen saat menghadairi dan membuka acara Bimbingan Teknis Pendamping Proses Produk Halal (PPH) dan penyerahan sertifikat halal di Kampus III UIN Walisongo Semarang, Jumat (10/2/2023).
Foto: Dok Republika
Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen saat menghadairi dan membuka acara Bimbingan Teknis Pendamping Proses Produk Halal (PPH) dan penyerahan sertifikat halal di Kampus III UIN Walisongo Semarang, Jumat (10/2/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Setelah sempat terhenti akibat pandemi, Pekan Olahraga dan Seni Lembaga Pendidikan (LP) Ma'arif (Porsema) Jawa Tengah kembali digelar.

Pada Porsema XII digelar di Kabupaten Semarang dan dibuka oleh Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, di kompleks GOR Pandanaran, Wujil, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Jumat (10/2/2023) malam.

Acara pembukaan Porsema XII kali ini, juga dimeriahkan oleh berbagai kesenian tradisional khas Kabupaten Semarang, di antaranya tari topeng ireng, drama kolosal moderasi beragama dan pagelaran wayang kulit.

Wagub mengaku senang, sebanyak sembilan cabang olahraga (cabor) dan 14 cabang seni dipertandingkan dan dilombakan dalam Porsema XII Jawa Tengah pada penyelenggaraan kali ini.

Khusus untuk cabang seni, Taj Yasin memberikan apresiasi. menurutnya, kesenian menjadi salah satu media bagi Nahdlatul Ulama (NU) untuk berdakwah dan cara ini mengikuti teladan Walisongo, yang memandang kebudayaan secara positif dalam praktik dan dakwah agama.

Maka kalau banyak cabang seni dilombakan dalam Porsema LP Maarif ini, menjadi bagian dari upaya untuk nguri- uri (melestarikan) budaya NU. "Di ajang seni dan olahraga, Gus Dur (Presiden RI ke -4) itu, juga orang NU yang ngga pernah ketinggalan dengan tradisi budaya yang dilestarikan oleh NU," ungkapnya.

Wagub juga mencontohkan, salah satu prestasi seni yang menonjol dari warga NU adalah Qira'atul Kutub, yakni membaca kitab klasik berbahasa Arab yang biasa disebut dengan kitab kuning, menerjemahkan, dan menjelaskan isi yang terkandung.

Dalam Musabaqoh Qira'atul Kutub, warga NU sering mendapat prestasi terbaik. “Ada beberapa organisasi yang menyelenggarakan lomba qiro'arul kutub, ternyata yang menang juga dari pondok pesantren yang ada dari bawah naungan NU,” tegasnya.

Bahkan saat diselenggarakan pertemuan ulama di Lebanon beberapa tahun silam, masih jelas Taj Yasin, para ulama mengakui bahwa pihak yang memiliki kemahiran membaca kitab adalah warga NU.

Oleh karenanya, wagub mendorong agar budaya NU ini juga menjadi perhatian. "Maka pada lomba kali ini, selain kita olahraganya, seninya juga harus kita tonjolkan, karena itu bagian dari karya Nahdlatul Ulama," katanya.

Di lain pihak, wagub juga menyampaikan, terselenggarakannya Porsema Jawa Tengah ini menunjukkan kemandirian NU. "Selain itu NU juga bisa membuktikan kegotong- royongan PCNU se-Jawa Tengah untuk memfasilitasi kegiatan Porsema LP Ma’arif ini," katanya.

Ketua LP Ma'arif NU Jawa Tengah, R Andi Irawan menyampaikan, Porsema tahun ini diikuti 31 kabupaten/ kota di Jawa Tengah dari 3.915 satuan pendidikan Ma'arif dengan jumlah peserta total sebanyak 6.415 orang.

Mereka bertanding dalam sembilan cabor yang meliputi futsal, bulutangkis, sepak takraw, tenis meja, lari sprint, lari jauh, bola voli, catur dan senam NU serta 14 cabang seni. "Antara lain seni kaligrafi, debat bahasa arab, desain poster, pidato bahasa arab, film dokumenter, dan puisi religi," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement