Rabu 21 May 2025 18:49 WIB

Wagub Jateng Akui Kerusakan Lingkungan Pengaruhi Berulangnya Banjir di Demak-Grobogan

Banjir yang kerap melanda daerah tersebut disebabkan kerusakan lingkungan.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Karta Raharja Ucu
Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin meninjau lokasi terdampak banjir di Desa Tanggirejo, Kecamatan Tegowanu, Kabupaten Grobogan, Rabu (21/5/2025).
Foto: Dok Pemprov Jateng
Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin meninjau lokasi terdampak banjir di Desa Tanggirejo, Kecamatan Tegowanu, Kabupaten Grobogan, Rabu (21/5/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, GROBOGAN -- Wakil Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Taj Yasin meninjau lokasi terdampak banjir di Desa Tanggirejo, Kecamatan Tegowanu, Kabupaten Grobogan, Rabu (21/5/2025). Menurut Taj Yasin, banjir yang kerap melanda daerah tersebut disebabkan kerusakan lingkungan.

"Jadi banjir di Demak-Grobogan ini dalam kurun waktu satu tahun atau sejak kami memimpin di 2025 ini, sudah terjadi tiga kali. Artinya ini perlu penanganan khusus," kata Taj Yasin.

Dia berpendapat, langkah penanganan banjir tersebut harus dilakukan komprehensif dari hulu hingga hilir. Salah satu yang perlu dilakukan dalam waktu dekat adalah penguatan tanggul-tanggul sungai yang kritis. Sebab banjir saat ini tak hanya dipicu hujan ekstrem, tapi juga jebolnya tanggul Sungai Renggong.

Menurut Taj Yasin, langkah lain yang perlu dilakukan adalah menormalisasi sungai, termasuk pengerukan sedimentasi dan penetralan wilayah bantaran dari aktivitas pertanian. "Bantaran sungai jangan dijadikan lahan pertanian. Kalau menanam pisang atau ketela di sana, saat banjir datang, semua hanyut jadi sampah dan memperparah kondisi," ujarnya.

photo
Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin meninjau lokasi terdampak banjir di Desa Tanggirejo, Kecamatan Tegowanu, Kabupaten Grobogan, Rabu (21/5/2025). - (Dok Pemprov Jateng)

Dia menambahkan, guna mencegah banjir terus berulang, upaya penghijauan kembali perlu dilakukan di wilayah hulu. "Kalau hujan turun dengan deras, seharusnya air dari hulu baru sampai ke desa ini dalam waktu tujuh jam. Tapi ini hanya dua jam sudah banjir. Ini menunjukkan ada kerusakan lingkungan di bagian atas yang harus segera dibenahi,” kata Taj Yasin.

Menurutnya, pembenahan di daerah hulu dapat dimulai dengan melakukan penanaman kembali pohon-pohon besar. "Kita kembalikan lagi fungsi hutannya," ujarnya.  

Selain itu, Taj Yasin mengaku menerima usulan masyarakat agar saluran pembuangan ke sungai ditambah. "Usulan masyarakat, karena ini adalah cekungan, mereka minta pembuangan saluran ke sungai yang saat ini sudah ada satu, minta ada tambahan lagi. Itu yang harus kita realisasikan karena di sini adalah tanah cekungan," ucapnya.

photo
Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin meninjau lokasi terdampak banjir di Desa Tanggirejo, Kecamatan Tegowanu, Kabupaten Grobogan, Rabu (21/5/2025). - (Dok Pemprov Jateng)

Dia mengakui saluran penbuangan ke sungai di lokasi terdampak perlu ditambah. "Tanah itu kan untuk menyimpan debit air ada batasnya, sehingga itu membutuhkan waktu yang lama. Kalau mau cepat, kita harus cari cara-cara yang bisa mengurangi atau membuang air dari persawahan itu," ujar Taj Yasin.

Taj Yasin mengungkapkan, Pemprov Jateng menjalin koordinasi awal dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) untuk penanganan normalisasi sungai. "Melihat seperti ini kondisinya, kita akan koordinasi lagi, tidak hanya ke BBWS tapi juga langsung ke kementerian biar lebih cepat," katanya.

Soal sedimentasi sungai, Taj Yasin mengaku telah meminta Dinas Pusdatru Jateng agar meninjau titik-titik mana yang perlu dilakukan pengerukan. "Karena saya melihat sudah waktunya normalisasi," ucapnya.

Dalam kunjungannya ke lokasi terdampak banjir, Taj Yasin turut menyalurkan bantuan senilai Rp 253 juta dalam bentuk logistik, sembako, dan pasokan obat-obatan. Salah seorang warga, Harjoko, mengaku sudah lima hari mengungsi bersama keluarganya di Gedung Olahraga (GOR) Tanggirejo. Banjir besar yang terjadi tiba-tiba pada Jumat (16/5/2025) sore, memaksa Harjoko dan keluarganya meninggalkan rumah mereka.

Meski telah mengungsi lima hari, Harjoko mengapresiasi bantuan layanan untuk para pengungsi. "Pelayanannya bagus, cek kesehatan ada, saya sering minta dicek. Setiap waktu makan juga tidak telat. (Makan) tiga kali sehari terpenuhi,” katanya.

Warga lainnya, Parmi, mengaku telah mengungsi sejak Sabtu (17/5/2025). "Banjirnya sedada. Kemarin dievakuasi pakai kapal. Dari hari Sabtu saya sudah mengungsi," ujarnya.

Hari ini Parmi menengok rumahnya yang masih tergenang banjir setinggi kira-kira 50 sentimeter. "Ini baru pulang, mau cek rumah, tapi masih tidak berani masuk. Semua barang-barang pada jatuh," kata Parmi.

Jumlah pengungsi terdampak banjir di Kabupaten Grobogan mencapai 274 jiwa. Mayoritas terdiri dari lansia, ibu-ibu, dan anak-anak.

Banjir di Grobogan mulai terjadi sejak Jumat malam pekan lalu. Bencana tersebut terjadi akibat hujan esktrem yang turut menyebabkan jebolnya tanggul sungai.

Banjir melanda sejumlah desa yang tersebar di beberapa kecamatan. Mereka antara lain Desa Sukorejo, Tanggirejo, dan Medani di Kecamatan Tegowanu; Desa Sugihmanik di Kecamatan Tanggungharjo; Desa Pandanaran di Kecamatan Gubug; Desa Tungu, Latak, Manggarmas, Harjowinangun di Kecamatan Godong; Desa Termas, Putatnganten, Temurejo di Kecamatan Karangrayung; Desa Padas di Kecamatan Kedungjati; serta Desa Kuwu di Kecamatan Kradenan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement