REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Universitas Gadjah Mada (UGM) memberikan bantuan biaya pendidikan kepada sejumlah mahasiswa asal Cianjur yang orang tuanya terdampak bencana gempa bumi pada 25 November lalu.
Secara simbolis dana bantuan dengan total senilai Rp 36 juta itu diserahkan Wakil Rektor UGM Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Alumni, Arie Sujito di Gedung Pusat UGM, Yogyakarta, Senin (13/2/2023).
"Semoga bantuan ini bermanfaat, kami ingin mahasiswa yang terdampak segera bangkit, dan tetap bersemangat. Jika ada kesulitan atau hal-hal yang perlu dipecahkan UGM akan membantu," ujar Arie.
Ia mengatakan bantuan itu merupakan wujud konkret dari rasa solidaritas serta komitmen UGM untuk mendukung para mahasiswa selama menjalani proses pendidikan di UGM.
"UGM itu bagian dari kekuatan nasional, karena itu di dalamnya ada nilai-nilai kemanusiaan. Misi besar kita bukan hanya memproduksi pengetahuan yang secara intelektual bermanfaat bagi masyarakat, tetapi juga menggalang kekuatan dan memperkuat nilai demi keberpihakan pada masyarakat," jelasnya.
Arie mengatakan UGM sudah sejak lama terlibat aktif dalam menggalang kekuatan untuk merespons bencana di berbagai daerah, baik dalam masa tanggap darurat maupun fase pemulihan.
Ia berharap melalui bantuan yang diberikan, masyarakat yang terdampak bisa segera bangkit dari keterpurukan.
"Terima kasih saya ucapkan kepada UGM atas perhatian dan kepedulian kepada kami. Awal Desember lalu tim Deru (Disaster Response Unit UGM) juga sudah silaturahmi ke rumah kami dan memberi bantuan bahan pokok,” ujar Putri Azahra Prawira, salah satu penerima bantuan yang berkuliah di Sekolah Vokasi UGM.
Bantuan biaya pendidikan diberikan kepada sembilan orang mahasiswa dengan nilai bantuan yang disesuaikan dengan dampak bencana yang dialami masing-masing keluarga.
"Ini sangat bermakna bagi kami, dan bagi perjalanan kami menempuh pendidikan. Saya selaku perwakilan mahasiswa UGM yang berasal dari Cianjur dan atas nama masyarakat Cianjur berterima kasih kepada UGM," kata Putri.