REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Seorang dosen Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Ahmad Munasir Rafie Pratama (AMRP), dilaporkan hilang. Hal tersebut pertama kali diungkap Polda DIY melalui akun Instagram @poldajogja, Jumat (18/2/2023).
"Terlapor berangkat ke Oslo, Norwegia dalam rangka tugas dari Kampus UII, pada tanggal 4-11 Februari 2023. Kemudian rencana pulang dari Oslo, Norwegia pada 12 Februari 2023 menuju Istanbul, Turki. Setelah itu lost contact," demikian bunyi pernyataan resmi Polda DIY melalui akun Instagram resminya, Jumat malam.
Dalam pernyataan resmi UII yang dikeluarkan Sabtu (18/2/2023) diwartakan, yang bersangkutan sebelumnya mengikuti aktivitas mobilitas global di University of South-Eastern Norway (USN). Tim UII terdiri dari empat orang, termasuk Rektor UII Prof Fathul Wahid. Keempatnya mengunjungi USN untuk mempererat kerja sama kedua universitas, dengan dukungan pendanaan dari Uni Eropa, melalui skema Erasmus+.
"Tim meninggalkan Norwegia melalui bandara Oslo. Saya berjumpa terakhir dengan AMRP di Oslo, Norwegia pada Sabtu (11/2/2023) malam," kata Fathul dalam keterangan tersebut.
Fathul mengatakan tim terbagi dalam tiga penerbangan berbeda. Sedangkan AMRP sendirian dalam penerbangan kembali ke Indonesia, melalui Istanbul, Turki.
"Menurut rencana yang tersampaikan secara lisan, rute perjalanannya adalah Oslo-Istanbul-Riyadh-Istanbul-Jakarta. AMRP tidak berbagi informasi penerbangan detail kepada kolega di UII dan juga kepada istrinya," katanya.
Selanjutnya, ia mengatakan perjalanan ke Riyadh tersebut dilakukan karena sebagian tiket dibayar oleh panitia konferensi di Arab Saudi yang mengharuskan rute tersebut. Bahkan ia mengatakan AMRP sempat memberikan pidato saat konferensi yang berlangsung di Jeddah. "Sebelum ke Oslo, AMRP memberikan pidato kunci pada konferensi internasional yang digelar di Jeddah," katanya
Selain itu, Fathul mengatakan bahwa AMRP sempat mengirimkan pesan terakhir kepada istrinya pada Ahad (12/2/2023) siang. Menurutnya pesan tersebut disampaikan beberapa saat sebelum menaiki pesawat ke Istanbul. Namun, setelah dihubungi balik AMRP belum merespons.
"Sebelum terbang AMRP menyampaikan pesan kepada istrinya ‘menunggu boarding’. Sejak saat itu, AMRP tidak pernah mengirimkan pesan lagi. Beragam upaya mengontak melalui beragam kanal daring, termasuk email, diupayakan, tetapi belum satupun yang direspons oleh AMRP," katanya
Fathul mengatakan berdasarkan keterangan lisan yang diberikan AMRP dan dikuatkan dengan pesan WhatsApp kepada Sang Istri, AMRP akan mendarat di Jakarta pada Kamis (16/2/2023) pukul 18.00 WIB. Namun saat Adik AMRP menunggu di pintu kedatangan tidak mendapati yang bersangkutan. Setelah melakukan konfirmasi ke Angkasa Pura, adiknya mendapati bahwa nama AMRP tidak ada dalam manifes penerbangan tersebut.
Fathul menjelaskan hingga kini UII terus berupaya menghubungi banyak pihak untuk membantu. UII telah menyampaikan informasi ini kepada KBRI di Norwegia dan Turki, termasuk mengontak panitia konferensi di Jeddah yang memesankan tiket penerbangan.
Pihaknya juga menyebut telah menghubungi Turkish Airline di Oslo untuk memastikan bahwa AMRP telah naik pesawat. Keluarga AMRP pun sudah melaporkan ke kepolisian secara resmi.
Karena ketiadaan nomor referensi pemesanan tiket, pelacakan tidak mudah dilakukan. Pelacakan juga dilakukan dengan memindai aktivitas daring. Terdapat jejak aktivitas daring di Turki pada Senin (13/2/2023) sekitar pukul 03.00 WIB dan 08.00 WIB. Setelah itu, tidak ada jejak daring yang dapat dilacak.
Saat ini, pihak UII masih menunggu informasi dari kantor Turkish Airline di Jakarta untuk membantu memastikan kota persinggahan terakhir. UII terus melacak dengan berbagai cara dan berkoordinasi dengan banyak pihak. UII memohon doa dari seluruh pihak agar keberadaan AMRP segera diketahui, dalam kondisi sehat dan baik. "Kami mengimbau kepada para pihak yang memiliki informasi terkait keberadaan AMRP untuk menghubungi nomor Whatsapp Humas UII 082131737773," katanya.