Ahad 19 Feb 2023 06:18 WIB

Kakoba Bakal Dilengkapi Wahana Kereta Gantung Tertinggi di Indonesia

Lokasi Kakoba hampir menyerupai pegunungan Alpen di Prancis.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
Direktur Utama (Dirut) PT Perperkebunan Nusantara III (Holding), Muhammad Abdul Ghani (tengah) memberikan keterangan pers terkait dengan rencana pengembangan tahap perama Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran, didampingi Project Director PT Dyandra Banaran Nusantara (DBN), H Muh Alwi Mubarok Alaydrus (kiri) dan Kepala Dinas Pariwisata (Disparta) Kabupaten Semarang, Heru Subroto (kanan), di kompleks Kampoeng Kopi Banaran, Bawen, Kabupaten Semarang, Jumat (17/2).
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Direktur Utama (Dirut) PT Perperkebunan Nusantara III (Holding), Muhammad Abdul Ghani (tengah) memberikan keterangan pers terkait dengan rencana pengembangan tahap perama Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran, didampingi Project Director PT Dyandra Banaran Nusantara (DBN), H Muh Alwi Mubarok Alaydrus (kiri) dan Kepala Dinas Pariwisata (Disparta) Kabupaten Semarang, Heru Subroto (kanan), di kompleks Kampoeng Kopi Banaran, Bawen, Kabupaten Semarang, Jumat (17/2).

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Kawasan Kampoeng Kopi Banaran (Kakoba) di Desa Asinan, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang bakal menjadi center of excellence pariwisata di Jawa Tengah, dengan ikon kereta gantung tertinggi yang pernah ada di Indonesia.

Jika wahana kereta gantung yang sudah ada hanya memiliki ketinggian di bawah 50 meter, daya tarik wisata (DTW) Kakoba yang barada di lahan perkebunan aset PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IX ini, bakal dibangun wahana kereta gantung ketinggian 50 meter.

Hal ini terungkap dalam acara ground breaking pengembangan tahap I beberapa fasilitas di kawasan agrowisata Kakoba, yang dilaksanakan di lapangan tenis terbuka kompleks Kakoba, Kecamatan Bawen, kabupaten Semarang.

Project Director PT Dyandra Banaran Nusantara (DBN), H Muh Alwi Mubarok Alaydrus mengungkapkan, DBN telah memulai pengembangan tahap I kawasan Kakoba guna mengoptimalkan jumlah kunjungan wisatawan sekaligus menampilkan wajah baru DTW yang dikelolanya.  

Secara umum, DBN menyiapkan investasi hingga mencapai Rp 500 miliar untuk keseluruhan rencana pengembangan agro wisata Kakoba, yang diharapkan sudah akan mencakup seluruh perencanaan pengembangan.

Untuk tahap pertama ini akan diturunkan sebesar Rp 50 miliar, kemudian tahap berikutnya Rp 65 miliar yang akan digunakan untuk merevitalisasi maupun menambah fasilitas hotel dari fasilitas akomodasi yang sudah ada.

Selanjutnya Rp 300 miliar akan digelontorkan yang nantinya dikhususkan untuk pembangunan wahana kereta gantung. “Adapun sisanya disiapkan oleh DBN untuk membenahi seluruh infrastruktur yang ada di kompleks Kakoba,” jelas dia.

Diharapkan dalam kurun waktu lima tahun ke depan, semuanya sudah akan terwujud. Karena, harus melalui proses-proses fasilitasi, kajian kelayakan, perizinan, dan sebagainya yang secara prinsip memang harus dipenuhi.

“Termasuk juga arahan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang, dalam hal ini Dinas Pariwisata, agar pengembangan kawasan Kakoba dapat mendukung pembangunan kepariwisataan di Kabupaten Semarang,” tegasnya.

Muh Alwi menambahkan, kondisi alam khususnya di kawasan perkebunan PTPN IX Bawen ini sangat luar biasa. Ia bahkan menyebut lokasi Kakoba ini hampir menyerupai pegunungan Alpen di Prancis.

Dari bukit tertinggi yang ada di Kakoba, tujuh gunung dapat dilihat dengan jelas dengan panorama alam yang menawan. Hal ini menjadi salah satu alasan untuk megoptimalkan pengembangan kawasan Kakoba ini, salah satunya dengan kereta gantung yang ikonik.

“Sehingga, ke depan kawasan Kakoba ini akan menjadi salah satu daya tarik bagi aktivitas pariwisata di Kabupaten Semarang, maupun Jateng,” tegasnya.

Sementara itu, Direktur Utama (Dirut) PT Perperkebunan Nusantara III (Holding), Muhammad Abdul Ghani mengungkapkan, dengan adanya perubahan ekosistem, jika zaman dahulu Jawa ini menjadi pusat perkebunan, namun dalam perkembangannya karena ada perubahan tata ruang, perambahan penduduk dan dinamika lainnya, maka PTPN harus melakukan penyesuaian.

Maka nanti PTPN III (Holding) akan mengembangkan banyak areal perkebunan di luar Jawa. Tetapi untuk yang di Jawa, akan menggali value dari aset-aset yang dimiliki.

Seperti PTPN IX di Jateng, PTPN VIII di Jawa Barat dan aset PTPN di Jawa Timur antara lain untuk DTW, kawasan industrial, kawasan residensi, dan lainnya.

“Khusus untuk Kakoba, aset perkebunan kopi seluas 400 hektare yang dibawah PTPN IX ini, memang dioptimalkan pengembangannya untuk agrowisata, seperti apa yang akan dilakukan oleh DBN ke depan,” jelasnya.

Kepala Dinas Pariwisata (Disparta) Kabupaten Semarang, Heru Subroto menyampaikan, pemkab sangat mendukung pengembangan potensi wisata di Kabupaten Semarang oleh DBN di kawasan Kakoba.

Heru berharap, hal yang harus diperhatikan adalah regulasi, jangan sampai pengembangan yang dilakukan pada akhirnya harus berbenturan dengan regulasi/ketentuan prinsip yang ada.

Terkait pengembangan wahana di Kakoba, ia menegaskan Disparta akan membantu. Untuk kereta gantung, juga telah dilakukan pembicaraan antara pihak DBN dengan bupati Semarang.

Bupati pun sangat mendukung, karena akan mendukung pengembangan potensi pariwisata di wilayah setempat. Sehingga bupati ingin agar rencana pembangunan kereta gantung ini segera dilakukan kajian guna melengkapi pengajuan izinnya.

“Sehingga, rencana ini dapat segera terwujud dan kelak Kakoba yang ada di wilayah Kabupaten Semarang ini bisa menjadi salah satu daya tarik bagi kunjungan wisatawan ke Jateng,” ujar dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement