Kamis 02 Mar 2023 14:24 WIB

Sekolah Masuk Jam 5 Pagi, Guru: Yang Penting Kualitas Bukan Kuantitas

Meningkatkan etos kerja tidak harus dengan menambah durasi belajar.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Fernan Rahadi
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim, saat berbincang sebelum bermalam di rumah seorang calon Guru Penggerak angkatan ketiga, Khoiry Nuria Widyaningrum, di Daerah Istimewa Yogyakarta, beberapa waktu lalu.
Foto: Dok. Kemendikbudristek
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim, saat berbincang sebelum bermalam di rumah seorang calon Guru Penggerak angkatan ketiga, Khoiry Nuria Widyaningrum, di Daerah Istimewa Yogyakarta, beberapa waktu lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Guru SD Negeri Jetisharjo Sleman, Khoiry Nuria Widyaningrum, mengomentari soal adanya instruksi masuk sekolah jam 5 pagi di Nusa Tenggara Timur (NTT). Menurutnya waktu yang berkualitas lebih penting daripada kuantitas.

"Yang penting bukan quantity time, tapi quality time. Kalau mau nambah kuantitas jam 5 anaknya masih ngantuk, nggak semangat ya sama aja, ya kan?" kata Khoiry kepada Republika, Rabu (1/3/2023) malam.

Menurutnya,jika tujuan kebijakan tersebut dilakukan hanya untuk meningkatkan etos kerja, maka tidak harus dengan menambah durasi belajar. Terlebih akses menuju sekolah di daerah masih minim.

"Justru yang penting quality time bukan kuantitas menurut saya kalau mau meningkatkan kinerja," ujarnya. 

Ia menambahkan, belum tentu kebijakan tersebut menjawab kebutuhan murid-murid, bahkan justru membuat murid-murid malah terbebani karena harus berangkat jam 5 pagi. 

"Itu menurut saya perlu dikaji ulang," katanya menegaskan.

Baca juga : Cerita Warga Miliarder Seusai Dapat Ganti Rugi Tol Solo-Yogyakarta-Kulonprogo

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement