Senin 13 Mar 2023 06:00 WIB

Gunung Merapi Meletus, EWS Pengeras Suara Hingga Kentongan Disiapkan

Gimin memastikan pengeras suara juga sudah dicoba dan bekerja dengan sangat baik.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Fernan Rahadi
Luncuran awan panas guguran Gunung Merapi terlihat dari Ngrangkah, Kinahrejo, Sleman, Yogyakarta, Ahad (12/3/2023). Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) memprediksi Gunung Merapi masih akan erupsi atau memuntahkan awan panas guguran sampai beberapa waktu ke depan. Data kegempaan Gunung Merapi saat ini masih tinggi.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Luncuran awan panas guguran Gunung Merapi terlihat dari Ngrangkah, Kinahrejo, Sleman, Yogyakarta, Ahad (12/3/2023). Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) memprediksi Gunung Merapi masih akan erupsi atau memuntahkan awan panas guguran sampai beberapa waktu ke depan. Data kegempaan Gunung Merapi saat ini masih tinggi.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pos Pengawas dan Pengintaian (Poswastai), Dusun Turgo, Pakem, Sleman, terus melakukan pemantauan terhadap situasi Gunung Merapi. Sistem Peringatan Dini atau Early Warning System (EWS) juga disiapkan untuk memberitahukan warga manakala erupsi Gunung Merapi semakin membesar.

"Kita mempunyai peringatan dini yang dibangun oleh masyarakat sendiri, itu ada pengeras suara, yang kedua ada radio komunikasi, yang ketiga ada EWS manual seperti kentongan," kata  anggota Satlimas Rescue Istimewa, Gimin, Ahad (12/3/2023). 

Gimin memastikan, pengeras suara juga sudah dicoba dan bekerja dengan sangat baik. Relawan juga bersiaga di Poswastai selama 24 jam.

"Posnya ada dua, satu di sini, satu lagi yang di sana, karena memang ujung sini sama ujung sana nanti kalau dari  sana tidak bisa dengar apa-apa dari sini bisa menyampaikan," ujarnya. 

Baca juga : Abu Vulkanis Merapi Sampai Kabupaten Semarang, Enam Kecamatan Terdampak

Poswastai Turgo berada 6,3 km dari puncak Gunung Merapi. Gimin mengatakan, berdasarkan pemantauan yang dilakukan, kondisi Gunung Merapi hingga Ahad masih mengarah ke Kali Bebeng dan tidak mengarah ke Sleman.

"Dari pantauan kami, memang dari sini terpantau untuk arah guguran ataupun awan panas itu tidak ke arah sini arahnya masih ke arah Bebeng yang itu adalah wilayah dari Kabupaten Magelang, dari sana itu memang jauh dari pemukiman penduduk," ucapnya. 

"Kemudian untuk yang berada di sebelah sini yang masuk Sleman ini memang sampai saat ini tidak terpantau adanya guguran maupun maupun awan panas yang mengarah ke tempat kita, tapi yang jelas kita daripada itu siap siaga di sini apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan bisa secepatnya untuk memberitahukan kepada warga," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement