Jumat 31 Mar 2023 13:16 WIB

Sleman Terus Dorong Pengembangan Produktivitas Komoditas Hortikultura

Masih terdapat peluang peningkatan buah nasional melalui beberapa cara.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Yusuf Assidiq
Petani salak memanen salak pondoh di perkebunan salak Turi, Sleman, DI Yogyakarta. Salak pondok hasil dari petani Turi sudah menjangkau pasar ekspor. Untuk 2021 lalu ekspor salak mencapai 160 ton dan turun imbas pandemi Covid-19. Salak Pondok yang diekspor merupakan hasil berkebun secara organik. Di tingkat petani salak pondoh kualitas ekspor dihargai Rp 5 ribu perkilogram.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Petani salak memanen salak pondoh di perkebunan salak Turi, Sleman, DI Yogyakarta. Salak pondok hasil dari petani Turi sudah menjangkau pasar ekspor. Untuk 2021 lalu ekspor salak mencapai 160 ton dan turun imbas pandemi Covid-19. Salak Pondok yang diekspor merupakan hasil berkebun secara organik. Di tingkat petani salak pondoh kualitas ekspor dihargai Rp 5 ribu perkilogram.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN – Pemkab Sleman bersama Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menggelar rapat koordinasi (rakor) dan diskusi teknis peningkatan produktivitas dan ekspor komoditas hortikultura. Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa, berharap melalui diskusi tersebut dapat memperluas peluang dalam pengolahan hingga pemasaran komoditas.

“Kami harap dari diskusi ini dapat menghasilkan solusi dan manfaat bagi para petani di Sleman. Banyak masukan mulai dari pengolahan hingga pemasaran hasil pertanian yang diharapkan dapat meningkat hasil pertanian begitu pula untuk kesejahteraan masyarakat,” kata Danang.

Ia juga berharap, kerja sama dan sinergi antara Pemkab Sleman dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dapat terus terjalin dengan baik. Danang mendorong para petani dan perangkat daerah yang hadir untuk memanfaatkan sesi diskusi sebaik mungkin untuk menambah wawasan dan peluang dalam pengembangan komoditas hortikultura.  

Sementara itu, Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Hortikultura Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Yuli Sri Wilanti, menyampaikan pentingnya pembangunan ketahanan pangan di daerah. Tak terkecuali Kabupaten Sleman.

Oleh karena itu, Yuli mendorong agar Sleman dapat memenuhi ketersediaan pangan untuk wilayah Sleman sendiri sehingga kesejahteraan masyarakat dapat meningkat. Salah satu hal yang menjadi perhatian dalam rakor ini adalah pengembangan produksi buah salak.

Yuli menyebut, kondisi perkebunan salak yang diketahui dalam kondisi baik baru seluas 500 hektare dari 3.000 hektare, sehingga perlu mendapatkan perhatian khusus. Terlebih lagi, buah salak adalah salah satu komoditas unggulan yang menjadi ciri khas Sleman.

“Melalui pertemuan ini kita bisa menyamakan persepsi, apa masalah yang dihadapi petani, sehingga bisa kita fasilitasi bersama. Selain itu dalam konteks salak, perlu kita diskusikan terkait peremajaan pohon salak untuk ekspor, mengingat buah salak adalah salah satu buah unggulan Kabupaten Sleman,” ujar Yuli.

Ditegaskan, salah satu tantangan dalam peningkatan buah nasional adalah kurangnya lahan, biaya logistik yang tinggi, perubahan iklim, hingga laju alih fungsi lahan yang tak terkendali sehingga mengancam kualitas dan kuantitas hasil produksi pertanian. Meski demikian, Yuli optimistis masih terdapat peluang peningkatan buah nasional melalui beberapa cara.

“Peluang peningkatan buah bisa melalui edukasi terhadap masyarakat untuk mengonsumsi buah lokal, kolaborasi dengan off taker dan kemitraan, sampai dengan peningkatan pengelolaan kebun buah dengan implementasi GAP dan teknologi tepat guna,” jelasnya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement