Kamis 06 Apr 2023 13:40 WIB

BPPTKG Ungkap Kondisi Gunung Merapi Hari Ini

Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Guguran lava pijar Gunung Merapi terlihat dari Turi, Sleman, DIY
Foto: Antara/Hendra Nurdiyansyah
Guguran lava pijar Gunung Merapi terlihat dari Turi, Sleman, DIY

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pengamatan aktivitas vulkanik Gunung Merapi terus dilakukan oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG). Tingkat aktivitas Merapi saat ini masih di level 3 atau siaga.

Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso mengatakan, dari hasil pengamatan yang dilakukan, ditemukan terjadi deformasi atau perubahan bentuk Gunung Merapi mencapai 0,2 sentimeter per hari dalam tiga hari terakhir. Pengukuran laju deformasi ini dilakukan menggunakan Electronic Distance Measurement (EDM).

"Laju rata-rata deformasi EDM (Pos Pemantauan Merapi) Babadan sebesar 0,2 centimeter per hari dalam tiga hari terakhir," kata Agus, Kamis (6/4/2023).

Pada 5 April 2023 kemarin, pihaknya juga mengamati terjadi tiga kali guguran guguran lava yang jarak luncur maksimum 1,5 kilometer ke arah Kali Bebeng dan Kali Boyong.

"Kegempaan, terjadi 90 kali (gempa) guguran dan tiga kali (gempa) fase banyak," ujar Agus.

Dari pengamatan tersebut, potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya. Sektor ini meliputi Kali Boyong sejauh lima kilometer, dan Kali Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal tujuh kilometer.

Pada sektor tenggara, potensi bahaya guguran lava dan awan panas  dapat meliputi Kali Woro sejauh maksimal tiga kilometer dan Kali Gendol sejauh lima kilometer.

"Sedangkan, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak," jelasnya.

Untuk itu, BPPTKG merekomendasikan agar masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di daerah potensi bahaya. Masyarakat juga diminta untuk mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Merapi.

"Serta waspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi," kata Agus.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement