REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak Forkopimda Jatim untuk bersama-sama menjaga stabilitas keamanan, khususnya menjelang Lebaran Idul Fitri 1444 H, di mana potensi peningkatan kriminalitas bisa saja terjadi. Khofifah mengatakan, biasanya, potensi kriminalitas bermotif ekonomi cenderung meningkat jelang momentum Idul Fitri.
Pelanggaran hukum yang biasanya mendominasi adalah judi dan pencurian motor. Khofifah juga mengajak Forkopimda provinsi dan kabupaten/kota untuk meningkatkan perhatiannya terhadap potensi paparan paham esktremisme, radikalisme, dan intoleransi di masyarakat.
Ia pun meminta semuanya menyiapkan rencana rinci dan rencana aksi untuk mengantisipasi ancaman tersebut. "Saya rasa ini akan menjadi bagian penting supaya masing-masing dari kita menyiapkan detailed plan dan action plan yang terukur supaya Jatim tetap ayem tentrem guyub rukun," kata Khofifah, Rabu (12/4/2023).
Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Toni Hermanto, mengungkapkan terjadinya peningkatan kejahatan di Jatim. Toni mencontohkan kasus pencurian dengan pemberatan (curat) di Jatim yang ada Februari tercatat ada 516 kasus, meningkat menjadi 524 kasus pada Maret 2023.
Kemudian curanmor naik 24 persen, yakni dari 149 kasus pada Februari menjadi 185 kasus pada Maret 2023. Selain itu, lanjut Toni, kasus judi mengalami kenaikan drastis dari 39 kasus menjadi 303 kasus pada periode yang sama.
Selanjutnya, kasus penyalahgunaan narkotika naik 26 persen, dari 377 kasus menjadi 473 kasus. Sedangkan kasus pencurian dengan kekerasan (curas) turun sembilan persen dari 46 menjadi 42 kasus pada periode tersebut. "Secara indeks memang kasus cenderung naik. Tapi situasi Kamtibmas tetap kondusif," ujar Toni.
Polda Jatim dan jajaran Polres, lanjut Toni, akan lebih ofensif untuk menekan angka kejahatan di wilayahnya. Terlebih dalam waktu dekat sudah memasuki lebaran Idul Fitri 1444 H. Toni mengaku tak ingin di tengah Lebaran, kejahatan justru meningkat dan membuat masyarakat justru merasa tidak tenang di tengah perayaan tersebut.
"Kepolisian dengan TNI dan stakeholder yang lain kemudian bersama-sama melakukan pencegahan supaya angka kejahatan tidak meningkat kembali, pengungkapan plus dan tindak profesional kita terus mengungkap masalah-masalah," katanya.
Pangdam V/ Brawijaya, Mayjen TNI Farid Makruf mengatakan, sinergi antar semua jajaran inilah yang bisa menjaga kestabilan keamanan di Jatim. Ia pun mengajak para bupati dan wali kota untuk selalu memberikan pemahaman moderasi kepada masyarakat di daerahnya masing-masing.
"Diperlukan adanya pelurusan pemahaman dengan bantuan Forkopimda terutama bupati dan wali kota agar tidak terbentuk kelompok-kelompok esktrem di kalangan masyarakat. Jangan biarkan ajaran yang menyimpang semakin tajam masuk," ujarnya.