Jumat 14 Apr 2023 12:59 WIB

Insentif untuk 230.830 Guru Keagamaan di Jateng Cair, Pemprov Alokasikan Rp 277 M

Sebanyak 5. 651 guru agama Kristen ikut menikmati insentif ini.

Rep: Antara/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Agama di Indonesia (ilustrasi). Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) tidak hanya memberi bantuan insentif untuk guru agama Islam. Sebanyak 5.651 pengajar Agama Kristen juga mendapat bantuan pada 2023. Pemprov Jateng pun telah mencairkan bantuan insentif untuk 230.830 guru keagamaan sebesar Rp277 miliar pada tahun 2023.
Foto: www.cathnewsindonesia.com
Agama di Indonesia (ilustrasi). Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) tidak hanya memberi bantuan insentif untuk guru agama Islam. Sebanyak 5.651 pengajar Agama Kristen juga mendapat bantuan pada 2023. Pemprov Jateng pun telah mencairkan bantuan insentif untuk 230.830 guru keagamaan sebesar Rp277 miliar pada tahun 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) tidak hanya memberi bantuan insentif untuk guru agama Islam. Sebanyak 5.651 pengajar Agama Kristen juga mendapat bantuan pada 2023. Pemprov Jateng pun telah mencairkan bantuan insentif untuk 230.830 guru keagamaan sebesar Rp277 miliar pada tahun 2023.

“Bantuan tersebut merupakan komitmen Pemprov Jateng dalam mengupayakan kesejahteraan terhadap guru agama,” kata Ganjar di Semarang, seperti dilansir dari Antara, Jumat (14/4/2023).

Baca Juga

Dari program insentif ini, setiap guru keagamaan dari berbagai agama tersebut mendapatkan bantuan sebesar Rp1,2 juta per tahun.

Insentif diberikan untuk guru keagamaan dari lima agama yakni Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha dengan rincian penerima, guru agama Islam sebanyak 223.373 orang, guru agama Kristen sebanyak 5.651 orang, guru agama Katolik sebanyak 1.089 orang, guru agama Hindu sebanyak 548 orang, dan guru agama Buddha sebanyak 169 orang.

Pengajar Agama Kristen, Yemima Alfsen menghaturkan rasa syukurnya. Insentif tersebut itu diterimanya rutin empat bulan. Dalam setahun ia menerima Rp1,2 juta.

"Bisa buat nambah kebutuhan sehari-hari, bisa buat bayar hutang, beli permen juga untuk hadiah kuis anak-anak sekolah minggu," tutur pengajar di Gereja Utusan Pantekosta Di Indonesia (GUPDI) Desa Blimbing, Kecamatan Gatak,  Sukoharjo ini. 

Insentif untuk guru keagamaan mulai disalurkan pemprov Jateng sejak tahun 2019. Insentif diberikan sebagai wujud apresiasi terhadap para pengajar keagamaan dalam mendidik anak-anak dengan penuh ketulusan dan keihlasan. 

Mulanya, Yemima tidak terpikirkan akan mendapat bantuan. Dia dan rekan pengajar amat bersemangat dan bersyukur dengan adanya insentif tersebut.

“Kita bersyukur ternyata Tuhan itu selalu melihat pelayanan kita. Selalu memberikan upahnya. Sekecil apapun pelayanan kita. Apapun yang kita lakukan. Ketika yang kita lakukan baik, itu pasti ada upahnya. Kerja itu ada upahnya. Itu terbukti,” ucap dia.

Bertahun-tahun mengajar di gereja, kata Yemima, baru di era kepemimpinan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, ada program pemberian insentif pengajar keagamaan. Pihaknya sangat antusias dengan adanya program itu.

Yemima mengajar setiap hari Ahad. Ia mengajarkan pengetahuan keagamaan hingga keterampilan menggambar dan melukis.

Mewakili GUPDI Bedodo, Yemima mengucapkan banyak terima kasih. 

“Kami berharap bantuan tidak berhenti. Bapak (gubernur) bisa terus memerhatikan kami. Sampai kapan pun supaya kami lebih semangat melayani,” ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement