REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Lima belas korban yang wajahnya diduga diedit menjadi foto dan video deepfake vulgar oleh alumnus SMAN 11 Semarang, Chiko Radityatama Agung Putra telah melaporkan kasus tersebut ke Polda Jawa Tengah (Jateng). Menurut kuasa hukum, para terduga korban konten deepfake Chiko tidak hanya siswi dan alumnus SMAN 11 Semarang, tapi juga guru.
FA (18 tahun) merupakan alumnus SMAN 11 Semarang yang mengaku turut menjadi korban konten deepfake vulgar hasil editan Chiko. Dia mengungkapkan, momen awal terbongkarnya perbuatan Chiko adalah ketika akun Twitter atau X yang mengunggah dan menyebarkan konten deepfake vulgar siswi-siswi SMAN 11 Semarang ditemukan oleh teman dari salah satu terduga korban.
"Setelah ditelusuri, banyak juga wajah kami di situ," ungkap FA, Kamis (23/10/2025).
FA mengaku, foto wajahnya ketika tengah tertidur di kelas dijadikan header di akun X yang menyebarkan konten deepfake siswi-siswi SMAN 11 Semarang tersebut. Akun tersebut juga mengunggah foto dirinya dari sisi samping yang menonjolkan bentuk dadanya.
FA kemudian membagikan akun X tersebut ke grup perpesanan instan yang berisi teman-teman perempuannya sewaktu sama-sama bersekolah di SMAN 11 Semarang. Mereka menganalisis bersama unggahan di akun X tersebut.
FA dan teman-temannya lalu mengamati beberapa barang yang ikut terpotret, seperti tas, misalnya, yang ternyata sangat mirip dengan milik Chiko. Dari situ muncul kecurigaan bahwa pemilik akun X tersebut adalah Chiko. Menurut FA, akun tersebut aktif pada 2021, tapi mulai mengunggah konten deepfake vulgar pada 2023.
FA mengungkapkan, akun X tersebut turut mengunggah konten foto deepfake bugil. "Dia juga mengedit beberapa cewek. Saya lupa tepatnya siapa saja, karena ternyata korbannya bukan dari anak SMA saya saja, ada juga anak-anak SMA lain yang saya tidak kenal. Tapi yang saya tahu itu diedit fotonya ke AI, diedit jadi telanjang," ucap FA.
Karena memiliki kecurigaan kuat bahwa pemilik akun X tersebut adalah Chiko, pada 7 Oktober 2025, FA bersama beberapa terduga korban lainnya, mendatangi kediaman Chiko. Salah satu terduga korban juga didampingi ayahnya. Mereka hendak mengklarifikasi akun X yang menyebarkan konten deepfake siswi SMAN 11 Semarang langsung kepada Chiko.
"Awalnya dia tidak mau mengakui. Tapi setelah kami tunjukkan bukti-buktinya, dia akhirnya ngaku," kata FA.