Sabtu 22 Apr 2023 07:07 WIB

Ketua Umum PP Muhammadiyah Minta Umat Islam Saling Toleran

Menurutnya tak perlu ada lagi perdebatan.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Fernan Rahadi
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir menyampaikan paparan saat Sialturahim Jelang Idul Fitri 1444 di Kantor PP Muhammadiyah, Yogyakarta, Selasa (18/4/2023). Dalam konferensi pers ini dijelaskan tentang penggunaan metode Hisab pada penentuan Ramadhan serta Idul Fitri. Selain itu, juga membahas tentang larangan penggunaan lapangan untuk Shalat Ied pada Jumat (21/4/2023) di Pekalongan dan Sukabumi.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir menyampaikan paparan saat Sialturahim Jelang Idul Fitri 1444 di Kantor PP Muhammadiyah, Yogyakarta, Selasa (18/4/2023). Dalam konferensi pers ini dijelaskan tentang penggunaan metode Hisab pada penentuan Ramadhan serta Idul Fitri. Selain itu, juga membahas tentang larangan penggunaan lapangan untuk Shalat Ied pada Jumat (21/4/2023) di Pekalongan dan Sukabumi.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, melaksanakan sholat Idul Fitri di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Jumat (21/4/2023). Dalam sambutannya, Haedar berpesan agar umat Islam saling toleransi di tengah perbedaan.

"Hari ini (kemarin-Red) kita sholat Idul Fitri di Tanah Air dan di berbagai negara Islam, maupun negara lain, tapi juga besok (hari ini) di tanah air kita dilaksanakan juga sholat Idul Fitri bagi yang melaksanakannya sesuai dengan metode rukyat, maka kita saling tasamuh, saling toleran," kata Haedar, Jumat (21/4/2023).

Ia mengatakan, bagi umat Islam yang merayakan Idul Fitri kemarin diharapkan bisa toleransi dengan umat yang baru merayakan Idul Fitri hari ini. Sebaliknya, bagi umat yang baru hari ini merayakan Idul Fitri untuk tidak sensitif ketika melihat ada umat Islam yang merayakan Idul Fitri kemarin.

"Yang penting tasamuhnya itu pada kedewasaan sikap saling menghargai. Insya Allah barokah.

Menurutnya tak perlu ada lagi perdebatan. Sebab menurutnya hal tersebut merupakan ijtihad sampai kalender Islam global dapat diterapkan suatu saat nanti.

"Tidak perlu ada perdebatan-perdebatan lagi karena itu memang ijtihad sampai suatu saat sebagaimana kami terus perjuangkan ada kalender islam global yang Alhamdulilah sudah jadi keputusan seluruh negara dan organisasi Islam sedunia di Turki tahun 2016, tetapi pelaksanaannya masih perlu proses," ungkapnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement