Kamis 17 Jul 2025 08:00 WIB

Menteri Sosial Tinjau Sekolah Rakyat di Sleman, Pastikan Anak-anak Nyaman Belajar

Gus Ipul menyampaikan ada beberapa siswa yang sempat mengalami gangguan kesehatan.

Rep: Wulan Intandari/ Red: Fernan Rahadi
Menteri Sosial RI, Saifullah Yusuf, melakukan kunjungan ke Sekolah Rakyat Menengah Atas 20 Purwomartani, Kalasan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu (16/7/2025).
Foto: Wulan Intandari
Menteri Sosial RI, Saifullah Yusuf, melakukan kunjungan ke Sekolah Rakyat Menengah Atas 20 Purwomartani, Kalasan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu (16/7/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Menteri Sosial RI, Saifullah Yusuf, melakukan kunjungan ke Sekolah Rakyat Menengah Atas 20 Purwomartani, Kalasan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu (16/7/2025), sore. Dalam kunjungan tersebut, ia meninjau langsung sekaligus melihat lebih dekat bagaimana kegiatan belajar-mengajar atau aktivitas yang berlangsung di SR tersebut.

Dari pantauan Republika di lokasi, ada tiga kelas yang disambangi. Total siswa yang berada di SR 20 itu berjumlah 75 anak yang berasal dari keluarga ekstrem dari berbagai kabupaten dan kota di DIY.

Mensos yang akrab disapa Gus Ipul itu juga sempat mengajak diskusi singkat dengan anak-anak yang ada di kelas. Melalui diskusi itu, ia ingin memastikan bahwa anak-anak yang menempuh pendidikan di Sekolah Rakyat ini nyaman dan tepat sasaran.  Ia juga meluruskan informasi mengenai sistem rekrutmen siswa Sekolah Rakyat yang tidak melalui pendaftaran terbuka, melainkan berdasarkan proses seleksi berbasis Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN) dan survei lapangan.

"Itu yang penting. Mereka juga mengaku nyaman dan mereka bersedia untuk mengikuti pembelajaran di sini, antusias. Itu yang saya catat ya (dari hasil diskusi santai dengan anak-anak di kelas) dan hampir di semua tempat seperti itu," ucapnya kepada wartawan seusai meninjau SR 20 di Kalasan, Sleman, Rabu (16/7/2025).

"Saya juga ingin sampaikan dulu, Sekolah Rakyat ini tidak ada pembukaan pendaftaran, yang ada melalui DTSEN akan didatangi oleh tim. Setelah itu koordinasi dengan pemerintah daerah. Kalau dinyatakan memenuhi syarat karena datanya sama, setelahnya diskusi dengan orang tua. Kalau orang tuanya mau, ya ditindaklanjuti, terus kalau orang tuanya tidak mau dan anaknya tidak mau ya tidak diteruskan," ungkapnya menerangkan.

Saat ditanya soal evaluasi program, Gus Ipul menyampaikan ada beberapa siswa yang sempat mengalami gangguan kesehatan ringan atau kerinduan pada rumah mengingat anak-anak juga menempuh kehidupan berasrama selama menempuh pendidikan, namun semuanya bisa diatasi.

Selain itu, Menteri tak menampik bahwa masih terdapat sejumlah kendala teknis yang ditemukan saat kunjungannya ke beberapa sekolah rakyat. Akan tetapi kondisi di lapangan secara umum dinilainya sudah cukup baik termasuk di SR 20 ini. "Masalah kurang air, kadang listriknya putus. Itu bisa kita atasi semua. Itu masalah-masalah yang ada tapi secara umum alhamdulillah semuanya bisa berjalan," kata dia.

Lebih lanjut, Gus Ipul juga menyampaikan gedung sekolah yang digunakan saat ini bersifat sementara, namun pemerintah sudah merencanakan pembangunan gedung permanen di 100 titik, termasuk di DIY.

"Ini sifatnya sementara, hanya untuk satu tahun, sekarang sudah dirancang dan bulan September insya Allah Kementerian PU sudah memulai membangun di 100 titik. Yang menyediakan lahannya adalah pemerintah kabupaten/ kota dan provinsi sementara gedungnya bangun oleh kementerian PU atas arahan presiden," ujarnya.

Respons Siswa yang Menempuh Pendidikan di SR 20

Dijumpai terpisah, Diana, salah satu siswi yang kini menjadi peserta program Sekolah Rakyat dari Kementerian Sosial ini menceritakan kesan pertamanya berada di lingkungan baru tersebut. Ia mengaku senang karena suasana sekolah terasa tertib dan pertemanan di antara siswa sangat menyenangkan.

"Yang saya rasakan di sini tuh temen-temennya asik dan lebih teratur," ujarnya.

Saat ini, Diana mengungkap sedang menjalani masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS). Menurutnya, kegiatan tersebut berjalan menyenangkan dan membuatnya lebih mudah beradaptasi. 

Tinggal jauh dari rumah tak menjadi masalah baginya. Ia mengaku bisa beradaptasi dan merasa sangat terbantu dengan fasilitas asrama yang disediakan. Ia menempati kamar bersama dua siswa lain, dilengkapi dengan AC, kasur yang nyaman, serta makanan yang sehat dan bergizi.

"Baru pengenalan masa lingkungan sekolah. Semuanya dikenalkan, ada perkenalkan guru, lingkungan terus sistem juga, baris berbaris. Bisa mengikuti dengan baik, termasuk beradaptasi tinggal di asrama," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement