Senin 08 May 2023 13:53 WIB

Evaluasi Operasi Ketupat Progo 2023, Kasus Penipuan dan Pengeroyokan Melonjak

Penipuan didominasi oleh kasus penipuan perdagangan online.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Yusuf Assidiq
Kapolda DIY, Irjen Pol Suwondo Nainggolan (tengah)
Foto: Dok Humas Polda DIY
Kapolda DIY, Irjen Pol Suwondo Nainggolan (tengah)

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggelar konferensi pers evaluasi Operasi Ketupat Progo 2023 di Mapolda DIY, Senin (8/5/2023). Kasus penipuan diketahui mengalami kenaikan 28 kasus jika dibandingkan dengan 2022 lalu.  

Pada 2022 terjadi tujuh kasus penipuan, sedangkan tahun ini naik menjadi 35 kasus. Penipuan didominasi oleh kasus penipuan perdagangan online.

"Jadi waktu kejadian sebelum operasi itu ada 13 perkara, sementara pada saat operasi itu ada 22 perkara. Ini didominasi oleh penipuan online," kata Kapolda DIY Irjen Suwondo Nainggolan dalam konferensi pers di Mapolda DIY, Senin (8/5/2023).

Suwondo mengatakan kasus penipuan terjadi kebanyakan ketika korban membeli barang secara online, namun barang yang dibeli tersebut tidak diterima korban. Kepolisian saat ini sedang melakukan proses penyelidikan dan penyidikan terkait kasus penipuan tersebut.

 

Adapun penggelapan naik lima kasus. Sebelumnya di 2022, kasus penggelapan terjadi sebanyak enam kasus. Di 2023 terjadi 11 kasus penggelapan.

Selain penipuan, kasus pengeroyokan juga mengalami kenaikan. Pada 2022 lalu terjadi tiga kasus pengeroyokan. Pada 2023 ini terjadi 14 kasus.

"Jumlah kasus ini sebelum operasi itu ada satu laporan polisi tapi baru dilaporkan terjadi selama operasi itu 13 laporan polisi," ungkapnya.

Adapun modus pengeroyokan yaitu memukul. Hanya ada dua kasus yang memakai alat. Pengeroyokan terjadi di jalan umum dan permukiman. Beberapa kasus pengeroyokan terjadi karena tersulut emosi.

"Masyarakat dengan menggunakan kendaraan bermotor lalu melakukan blayer-blayer sehingga mengundang emosi, ada yang saat selesai kegiatan mereka kembali ke permukiman, di permukiman terbawa emosi kemudian di provokasi dan terjadi pengeroyokan," jelas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement