Rabu 10 May 2023 15:54 WIB

DLH Uji Ratusan Air Sumur di Yogyakarta, Temukan Air Tercemar Berat

Pengujian air sumur ini akan terus dilakukan ke depannya.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Sumur (ilustrasi).
Foto: Blogspot.com
Sumur (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pengujian air sumur warga di Kelurahan Mantrijeron, Kota Yogyakarta terus dilakukan hingga saat ini. Penanggung jawab pengujian air Kelurahan Mantrijeron, Sungadi mengatakan bahwa sudah lebih dari 100 sumur warga yang diuji air sumurnya oleh UPT Laboratorium Lingkungan Hidup, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta.

Sementara, warga yang mendaftar agar air sumurnya diperiksa sudah mencapai lebih dari 200. Pengujian air sumur ini akan terus dilakukan ke depannya.

Dari hasil pengujian yang sudah ada, ditemukan bahwa kualitas air antar sumur warga tidak semuanya sama. Artinya, ada yang tidak tercemar berat, bahkan ada yang tercemar berat. Pasalnya, ada air sumur warga yang tidak hanya tercemar bakteri E-coli, namun juga terdapat kadar besi, seng dan nitrat.

"Semua sumur pasti ada bakterinya, tapi yang jelas ada E-coli. Harusnya baku mutu itu nol, seharusnya tidak ada bakteri E-coli di sumur itu, namun dari pengujian ada yang bakteri E-coli itu itu 100 (mL), ada yang lebih 100 (mL), bahkan kurang dari itu," kata Sungadi yang juga Kasi Pemerintahan Keamanan dan Ketertiban Kecamatan Mantrijeron saat ditemui Republika di Kantor Kelurahan Mantrijeron, Rabu (10/5/2023).

"Lewat pengujian tersebut kita simpulkan bahwa kualitas air sumur satu dengan yang lain itu berbeda. Ada yang tinggi E-coli, ada yang rendah, ada (kadar) seng atau besi terlarut. Sudah sekitar 135 (sumur warga) yang diperiksa," jelasnya.  

Sungadi menjelaskan, bagi warga yang air sumurnya tercemar E-coli masih aman untuk dikonsumsi jika diproses dengan baik. Artinya, harus direbus hingga mendidih sebelum dikonsumsi.

Untuk itu, bagi warga yang air sumurnya tercemar E-coli diimbau agar tidak khawatir. "Jangan sampai masyarakat itu menjadi cemas. Gila bakteri E-coli itu banyak, bisa dengan cara melakukan perebusan air sampai mendidih jika akan dikonsumsi. Jadi tidak berbahaya lagi jika diproses dengan baik," ujar Sungadi.

Sedangkan, untuk air sumur yang ditemukan adanya kadar besi, seng atau nitrat, diharapkan untuk tidak dikonsumsi karena berbahaya. Terlebih, di Kelurahan Mantrijeron masih ada warga yang menggunakan air sumur untuk dikonsumsi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement