REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG — Ketersediaan dokter umum dan dokter spesialis di Provinsi Jawa Tengah (Jateng) masih jauh dari cukup. Khusus dokter umum, jumlah kekurangannya diperkirakan mencapai 16 ribu orang.
Hal itu diungkap Sekretaris Daerah Jateng, Sumarno, seusai menghadiri acara Musyawarah Wilayah Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI) Regional Wilayah IV di Hotel Santika Premiere Semarang, Jumat, (19/9/2025).
"Kita di Jawa Tengah masih ada gap. Kalau bicara rasio ideal, kita masih kurang banyak. Kita dokter umum saja baru 11 ribu, padahal kebutuhannya 27-an ribu. Kalau kita bicara dokter spesialis, gap-nya lebih jauh lagi," ucap Sumarno.
Menurut dia, Pemprov Jateng tentu tak memiliki kemampuan untuk menutup celah kekurangan dokter umum dan dokter spesialis tersebut. Dia berpendapat, peran dari asosiasi profesi kedokteran penting untuk membantu menangani isu ini.
Sumarno menilai, persepsi publik sudah terbentuk bahwa untuk menempuh pendidikan kedokteran, biaya yang dibutuhkan tidak murah. Dia sendiri berharap biaya kuliah kedokteran bisa lebih terjangkau.
"Syukur-syukur memang (pendidikan) kedokteran itu tidak mahal, untuk mengejar gap ini. Karena untuk mengejar gap dari 11 ribu menjadi 27 ribu butuh puluhan tahun. Sehingga harapan kami banyak suplai (dokter)," kata Sumarno.
