Selasa 16 May 2023 13:31 WIB

Pinsar Jateng Beberkan Faktor Pemicu Kenaikan Harga Telur Ayam

Sekarang ini harga jual telur dari peternak rata-rata Rp 29 ribu.

Rep: c02/ Red: Yusuf Assidiq
Pekerja mengambil telur ayam negeri di Peternakan Ayam Petelur Abang AE, Sleman, Yogyakarta, Selasa (16/5/2023). Menurut peternak, naiknya harga telur ayam negeri yang mencapai Rp 31 ribu per kilogram banyak faktornya. Salah satu penyebabnya yakni naiknya harga pakan imbas konflik Rusia dan Ukraina. Menurut peternak harga telur ayam yang pas di kisaran Rp 27 ribu per kilogram.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Pekerja mengambil telur ayam negeri di Peternakan Ayam Petelur Abang AE, Sleman, Yogyakarta, Selasa (16/5/2023). Menurut peternak, naiknya harga telur ayam negeri yang mencapai Rp 31 ribu per kilogram banyak faktornya. Salah satu penyebabnya yakni naiknya harga pakan imbas konflik Rusia dan Ukraina. Menurut peternak harga telur ayam yang pas di kisaran Rp 27 ribu per kilogram.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Harga komoditas telur ayam mengalami lonjakan dalam sepekan terakhir di sejumlah daerah. Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Indonesia (Pinsar) Jawa Tengah Parjuni mengungkapkan ada beberapa faktor penyebab kenaikan tersebut.

Di antaranya berkurangnya suplai karena indukan ayam petelur berkurang hingga harga pakan yang tinggi. "Ada beberapa hal yang memengaruhi kenapa harga telur naik, yang pertama adalah karena supply-demand sekarang ini tidak seimbang. Suplainya sedikit, demand-nya standar atau malah naik," kata Parjuni ketika dihubungi, Selasa (16/5/2023).

Ia menjelaskan, saat ini terjadi penurunan populasi dari afkir induk-induk yang bertelur atau bisa dibilang indukan ayam petelur sudah ada penurunan produktivitas.

"Jadi, indukan itu sudah gak efektif untuk bertelur. Ada juga keterlambatan regenerasi indukan karena banyak peternak mengalami kerugian pada tahun lalu. Meskipun pada akhir 2022 ada keuntungan, tapi peternak belum siap untuk melakukan peremajaan indukan, walaupun melakukan jumlahnya belum seperti jumlah yang dibutuhkan," ujarnya.

Lebih lanjut, Parjuni menjelaskan bahwa harga bibit indukan ayam petelur bisa dibilang terjangkau di harga Rp 3.000. Kendati demikian, karena minat peternak sedikit untuk meregenerasi indukan sehingga memengaruhi suplai yang ada.

"Buktinya bibit petelur walaupun saat ini murah dibandingkan saat itu yang mencapai Rp 15 ribu per ekornya kan menandakan peminatnya sedikit para peternak sehingga memengaruhi jumlah produksi telur yang ada," katanya.

Selain itu, faktor lain, yakni dari harga pakan yang mengalami kenaikan juga ikut menyumbang melambungnya harga telur. "Jagung yang pada Januari harganya itu Rp 4.000-an sudah mulai naik per Maret kisaran Rp 6.000 per kgnya. Nah, itu kan membuat peternak HPP-nya naik," ujar dia.

Demikian pula faktor cuaca ikut berpengaruh. Menurut dia, cuaca memengaruhi dari segi produksi telur pada ayam. "Cuaca ekstrem ini juga berpengaruh pada produksi ayam, khususnya dua pekan ini kan ada penyesuaian sehingga produksinya mengalami penurunan," katanya.

Ia mengungkapkan bahwa sekarang ini harga jual telur dari peternak rata-rata Rp 29 ribu. "Itu harga dari kandang, ada yang jual Rp 28.500 ada yang jual 29.500 ribu, tapi ya rata-ratanya Rp 29 ribu," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement