Ahad 21 May 2023 13:08 WIB

'Generasi Muda Berhijrah Penting untuk Didukung dan Diarahkan'

Peran ulama maupun dai sangat penting di dunia digital.

Hijrah, ilustrasi
Hijrah, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Fenomena hijrah milenial tidak hanya patut didukung, tetapi juga patut didampingi. Bukan mereka yang punya kepentingan memanfaatkan gerakan ini tanpa mempertimbangkan aspek esensialnya. Hijrah milenial harus menjadi gerakan anak muda yang ingin memperbaiki dirinya secara keagamaan, sosial dan kebangsaan.

Guru Besar Ilmu Tafsir Al-Quran dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung, Prof Jajang A. Rohmana menilai sejatinya hijrah bagi generasi muda diharapkan mampu diarahkan bagaimana agar hijrah itu untuk memperkokoh nilai-nilai kebangsaan, mempererat rasa persatuan dan kesatuan di kalangan generasi muda.

"Penting disadari bahwa hijrah yang kemudian banyak melanda generasi muda itu perlu diarahkan kepada hal-hal yang lebih positif, hal-hal yang lebih kontributif bagi eksistensi nilai-nilai kebangsaan di Indonesia saat ini, bukan dengan makna-makna yang bersifat politis dan inkonstitusional,” ujar Prof Jajang A Rohmana di Bandung, Jumat (19/5/2023).

Untuk itu, kata Jajang, setidaknya ada dua hal yang perlu dibedakan guna mengajak generasi muda untuk hijrah memperkuat kecintaan kepada negara. Pertama dari sisi pemikiran, melalui upaya penanaman kesadaran bagi generasi muda bahwa nilai-nilai keislaman dan nilai-nilai kebangsaan itu sesuatu yang tidak kontradiktif.

"Islam kebangsaan adalah suatu yang selaras,  yang saling mendukung satu sama lain. Kedua, tentu pewacanaan saja tidak cukup,  tetapi juga harus dengan aksi bagi generasi muda," katanya.

Ia mengungkapkan, aksi bagi generasi muda upaya untuk mengajak itu adalah beragam cara. Misalnya paling utama dengan media sisal dalam bentuk video. Kemudian flyer, update-update status, info-info yang berkaitan dengan kesadaran akan nilai-nilai kebangsaan. Juga kesadaran akan upaya untuk membela nilai-nilai nasionalisme melalui aksi-aksi nyata di lapangan serta pelibatan anak muda.

Ketua Dewan Tafkir Pengurus Pusat Persatuan Islam (PP Persis) ini menilai, di era kontemporer saat ini peran ulama maupun dai sangat penting di dunia digital. Pasalnya dunia digital tidak lagi hanya terbatas pada media-media tradisional, misalnya pengajian atau ruang-ruang mimbar keagamaan.

"Peran yang nanti akan menyentuh langsung kepada generasi muda yang secara cepat dan efektif adalah ketika para dai juga terlibat dalam penggunaan media sosial, penggunaan gadget,  media-media digital," katanya.

Selain itu, tutur Jajang, para dai maupun pemuka agama berperan sebagai agen sosial, diyakini mampu mempengaruhi pemahaman masyarakat.  Sehingga konten, isi, pesan yang disampaikan baik di darat maupun di dunia maya penting untuk diisi dengan pesan-pesan yang mengajarkan nilai-nilai kebangsaan, persatuan dan kesatuan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement